Dewasa ini penyalahgunaan narkoba pada sebagian remaja bukan sekadar "pelarian" dari kondisi jiwa yang galau. Namun sudah cenderung menjadi gaya hidup sehingga muncul anggapan bahwa pemuda belum gaul jika belum pernah mencoba narkoba.
Demikian disampaikan oleh Wakil Sekretaris PCNU Jember Moch Eksan saat menjadi pemateri dalam Diskusi Pemberantasan Narkoba di Balai Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember, Sabtu (13/1).
Menurutnya, penggunaan narkoba sebagai label dari pemuda gaul jelas sangat menyesatkan. Sebab, hal tersebut justru akan menyeret generasi muda ke dalam lubang kehancuran.
"Apanya yang gaul, yang hebat, kalau sudah pakai narkoba. Yang ada justru akan berurusan dengan polisi dan menghancurkan dirinya sendiri," ucapnya.
Eksan yang pernah keliling Madura dan beberapa daerah tapal kuda untuk sosialisasi bahaya narkoba itu mengaku miris membaca kenyataan bahwa penggunaan narkoba di kalangan remaja sudah begitu mengerikan. Salah satu alasannya adalah tuntutan gaya hidup. Bahkan, katanya, ada pemikiran bahwa menggunakan narkoba saat masih remaja, tidak masalah. Sebab, ketika dewasa bisa insaf dan pengalaman tersebut menjadi bahan dakwah untuk menyadarkan masyarakat soal narkoba, seperti sejumlah selebriti yang akhirnya beralih profesi sebagai ustadz.
"Jangan coba-coba, hancur betul kalian. Gaya hidup bukan dengan narkoba. Cobalah bikin tren baru, gaya hidup remaja masa kini misalnya adalah berpenampilan religius, tak pernah melalaikan shalat dan sebagainya," urai Eksan.
Di bagian lain, anggota Komisi E DPRD Jawa Timur itu menengarai bahwa peredaran narkoba di Indonesia yang begitu masif bukan semata-mata karena didorong oleh faktor ekonomi. Tapi boleh jadi memang ada morif lain yang menyertai motif ekonomi itu, yaitu ingin menghancurkan bangsa Indonesia.
Buktinya, setiap tahun berton-ton narkotika disita dan pelakunya dijebloskan ke penjara. Tetapi peredaran narkotika sepertinya tak pernah surut. Penggunanya pun sudah lintas usia, mulai anak-anak hingga dewasa, dengan berbagai modus.
"Benar-benar ngeri kita. Mari kita semua bersinergi memerangi narkoba. Para kiai dengan dakwahnya, pemerintah dengan kekuasaannya, dan sebagainya," terangnya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)