Daerah

Komunitas Santri Gus Dur Kupas Pemikiran Sang Guru Selama Ramadhan

Sabtu, 11 Juli 2015 | 12:04 WIB

Yogyakarta, NU Online
Para aktivis sekolah pemikiran Gus Dur Yogyakarta yang menyebut dirinya "Santri Gus Dur" ini selalu mengkaji pemikian-pemikiran Gus Dur. Bersama Jaringan Gusdurian Yogyakarta, mereka pada Ramadhan mengadakan kajian pemikiran Gus Dur dengan tajuk “Ngabuburit Gus Dur”. Selama 20 hari pertama dari bulan Ramadhan, mereka mengaji bersama.
<>
"Gus Dur memang sudah wafat, tetapi gagasan dan pemikirannya tidak akan pernah usang dan selalu genuine untuk diperbincangkan. Hal itu terlihat dari antusiasnya peserta diskusi ngabuburit Gus Dur yang terdiri dari banyak kalangan," kata Koordinator Ngabuburit Gus Dur Mohammad Autad, Sabtu (11/7).

Peserta diskusi ini, menurutnya, berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang. Ada yang memang awam dalam mengenal Gus Dur, sehingga ia penasaran dan ingin mengkaji gagasannya. Ada pula peserta diskusi adalah fans berat Gus Dur. Mereka ini sudah banyak melahap pemikiran Gus Dur melalui literasi.

"Seperti halnya pesantren-pesantren pada umumnya ketika puasa tiba, ada semacam tradisi ngaji pasanan. Ngaji pasanan merupakan tradisi di pesantren yang masih mengakar kuat sampai sekarang. Kami selaku murid dan santri dari Gus Dur ingin menggali pemikirannya secara lebih ala pasanan di pesantren. Para pemantik diskusi pun dari alumni Kelas Pemikiran Gus Dur Yogyakarta yang kemudian tergabung dalam Komunitas Santri Gus Dur," ujar Autad, Alumni Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Autad menerangkan bahwa dalam Ngabuburit Gus Dur itu ada 20 tema besar yang dikupas. "Tema diskusi mulai dari membicarakan Gus Dur di Mata Perempuan, Gus Dur dan Islam Nusantara serta gagasannya tentang Negara Islam itu bagaimana, ada juga tentang Gus Dur dan Geo Politik Luar Negeri, karena tentu kita tahu apa saja sebenarnya tujuan dari Gus Dur selama menjabat sebagai presiden berkeliling ke 80 negara selama 22 bulan, hingga ditutup dengan sebuah epilog yang mengangkat tema Spiritualisme Gus Dur," jelas Autad.

Ia berharap Ramadhan tahun depan Ngabuburit Gus Dur bisa terselenggara lagi. “Acara Ngabuburit Gus Dur dan acara Jaringan Gusdurian Yogyakarta selama bulan Ramadhan ditutup dengan khataman bersama," ungkapnya. (Nur Sholikhin/Alhafiz K)


Terkait