Bandung, NU Online

Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Aceh Besar tengah melakukan kaderisasi berkelanjutan secara cepat. Setelah melaksanakan Diklat Terpada Dasar (DTD) pertama pada 27 sampai 29 Juli lalu, GP Ansor Aceh Besar akan melakukannya DTD kedua pada Oktober mendatang. 

Menurut Ketua GP Ansor Aceh Besar Al-Munzir, organisasi pemuda NU di masa kepengurusannya akan fokus kaderisasi.

“Kaderisasi, kaderisasi, kaderisasi,” tegasnya kepada NU  Online, Jumat (31/8) malam.     

Selama ini, kata dia, kaderisasi masih lemah dilakukan di Aceh, khususnya di Aceh Besar. Dan itu menjadi persoalan karena kalau tidak ada kaderisasi, NU menjadi timpang. NU menjadi organisasi yang diisi oleh orang yang tidak mengetahui NU. 

Menurut dia, hal itu menyebabkan organisasi NU tidak sehat. Karena bisa jadi memahami dari orang yang membenci NU. Sehingga tidak bisa menghayati NU secara lahir batin. 

“Alhamdulillah, setelah kami melakukan sosialisasi, kaderisasi berjalan dengan baik. Para pemuda dan santri dari dayah Aceh menerima Ansor. Kuncinya adalah komunikasi,” pungkasnya.  

Pada DTD pertama, GP Ansor Aceh Besar diikuti 70 peserta. Kegiatan itu dibuka Asisten II M Ali mewakili Bupati Aceh Besar. Turut dihadiri perwakilan Polres Aceh Besar, Camat Darul Imarah, Danramil, Kapolsek, Anggota DPRA Tgk Musanif Sanusi, Ketua PCNU Aceh Besar Tgk Dhiauddin Idris yang juga Anggota DPRK Aceh Besar.

Asisten II M Ali mengharapkan pemuda, mahasiswa dan santri Aceh Besar terlibat di organisasi, apalagi organisasi yang telah teruji dan punya legalitas hukum seperti NU dan Ansor. 

"Karena banyak sekali yang menjadi contoh sukses karena berorganisasi,  ada yang jadi menteri, gubernur, bupati atau wali kota, kepala dinas dan pimpinan instansi," katanya. (Abdullah Alawi)