Warta

Ulama Masjid Merah Desak Pemerintah Pakistan Terapkan Syariat Islam

NU Online  ·  Sabtu, 11 Juli 2009 | 03:24 WIB

Islamabad, NU Online
Ulama garis keras di Islamabad, ibukota Pakistan, mendesak pemerintah memberlakukan hukum Islam atau berisiko menghadapi revolusi berdarah, dua tahun setelah pasukan keamanan menyerbu Masjid Merah.

"Penguasa harus mengumumkan syariat Islam melalui majelis nasional," kata Maulana Abdul Aziz, Jum’at (10/7). Ia ditangkap selama pengepungan Juli 2007 terhadap masjid itu, yang dicurigai menjadi tempat persembunyian militan yang terkait dengan Al-Qaeda.<>

"Jika mereka tidak memberlakukan syariat, ada risiko revolusi berdarah," kata Aziz, yang menghadapi sekitar dua lusin kasus teror, penculikan dan persekongkolan menyita properti pemerintah namun belum diajukan ke pengadilan.

Ulama itu juga menyinggung masalah militansi muslim di distrik Swat, Pakistan baratlaut, dan kawasan suku dimana pasukan pemerintah sedang memerangi pemberontakan.

"Jika anda ingin mengatasi permasalahan, anda harus menghentikan operasi di Swat dan daerah-daerah suku, kemudian memberlakukan sharia di Pakistan," kata Aziz, yang meminta orang-orang yang sedang mendengarkan pernyataannya itu berjanji melanjutkan perjuangan untuk menegakkan keadilan Islam.

Selama shalat Jumat, jamaah meneriakkan "Jihad Jihad" (perang suci), "Hidup Islam", "Hidup Syuhada" dan "Allah Maha Besar".

Peringatan itu disampaikan Aziz ketika pasukan Pakistan sedang berusaha memerangi militansi di daerah-daerah suku, khususnya Swat.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. (ant/afp)