Tokoh Muda NU Maluku Utara Ungguli Tiga Sultan

Bogor, NU Online
Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Maluku Utara (Malut), Muhammad Banapon, berhasil mengungguli tiga sultan dalam persaingan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2009-2014. Banapon berhasil meraih  suara terbanyak pada verifikasi KPU setempat.

Berbagai media massa yang terbit di Malut melaporkan, dukungan awal masyarakat untuk pencalonan Banapon sebagai anggota DPD mencapai 1.200 orang, unggul atas sekurangnya tiga sultan, yakni Sultan Ternate Mudaffar Sjah (1.100), Sultan Tidore, Djafar Syah (734) dan Sultan Jailolo, Abdullah Sjah (463).<>

"Insyaallah kami akan masuk calon DPD RI dari Malut karena dukungan awal meraih suara terbanyak. Informasi terakhir hasil itu sudah dibawa ke KPU Pusat," katanya kepada  NU Online di Bogor, Sabtu (6/9).

Banapon adalah dosen Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate. Dia baru saja menyelesaikan studi S-2 di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan spesialisasi Ekonomi Sumberdaya Kelautan (ESK).

Banapon tercatat pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Muslimin Indonesia (UMI) Makassar, menjabat Wakil Ketua Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Malut 2003-2008, Ikatan Alumni PMII (IKAPMII) Malut, dan aktif di komunitas NU IPB.

"Tekad kami bila mendapat amanah menjadi anggota DPD adalah berjuang semaksimal mungkin agar pembangunan di Malut lebih cepat maju. Saat ini Malut tercatat sebagai daerah tertinggal versi Kementrian PDT. Kami berharap Malut dapat mengejar pembangunan dari daerah lain,” tegas Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Malut masa bakti 2003 - 2008 itu.

Banapon mengaku tertarik menjadi anggota DPD-RI karena ingin mengubah potensi kebaharian yang disebutnya sebagai "raksasa tidur" itu menjadi sebuah kekuatan ekonomi nyata guna membangun daerah yang sebagian besar adalah wilayah pesisir dan lautan itu.

Salah satu program yang sudah digagas adalah menjadi jembatan antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Utara (Halut) dan IPB membuka kelas khusus pascasarjana antara Unhair, Pemkab Halut dan IPB.

Program kerjasama itu adalah "menyekolahkan" tidak kurang 20 pegawai negeri sipil (PNS) yang umumnya pejabat eselon II dan III di Pemkab Halut untuk program pascasarjana.

Domain utama kerjasama itu adalah pada penguatan dan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) kebaharian yakni pada bidang perikanan dan kelautan karena potensi besar daerah itu ada di wilayah laut dan pesisir.

"Bahkan Bupati Halut, Hein Namotemo kini melanjutkan studi doktor (S3) di IPB," tambahnya.

Kiprah internasionalnya melengkapi sejumlah aktivitas Banapon di berbagai organsasi daerah, regional dan nasional.

Pada Oktober 2006, ia terlibat dalam memfasilitasi penanaman modal asing (PMA) dari Korea Selatan (Korsel) dengan Gubernur Malut, Bupati Halut, Bupati Halmahera Selatan (Halsel) dan Bupati Halmahera Timur (Haltim) khusus untuk biodiesel.

Pada Oktober 2007, ikut terlibat memfasilitasi promosi wisata bahari di Miami, Amerika Serikat (AS) kerjasama antara Depbudpar dan Bupati Halut, Bupati Rajaampat dan Bupati Wakatobi (Sultra) dan Pemrov Sulut.

Rencanya pada Oktober 2008, Banapon akan ikut memfasilitasi promo wisata bahari ke Las Vegas, AS dengan Depbudpar dan Pemprov Malut, bupati/walikota se Malut, Bupati Rajaampat dan Bupati Wakatobi serta beberapa Pemprov dan Pemkab/Pemkot se Indonesia.

Sebagai orang muda yang memerlukan masukan dan kritik dari publik, ia mengundang siapa saja untuk berdiskusi melalui email [email protected] atau telepon 0251-8627935 atau 08124457513 dan 0812-8425877. (hir)