Jakarta, NU Online
Tiga bulan besar yang ’menggantung’ di langit siang Jupiter, dalam foto yang baru saja dipublikasikan, menghasilkan trio bayangan hitam di planet tersebut. Peristiwa ini unik karena ’gerhana’ rangkap tiga semacam itu hanya terjadi satu atau dua kali tiap dekade.
Adalah Kamera Near Infrared dan Spektrometer Multi-Object di teleskop ruang angkasa Hubble yang mengambil foto di atas pada awal tahun 2004. Ketika itu tiga bulan terbesar dari 63 bulan Jupiter lewat antara Jupiter dengan Matahari. Bulan-bulan yang semuanya ditemukan oleh Galileo tahun 1610 itu mengelilingi Jupiter dengan kecepatan berbeda, sehingga kejadian ini termasuk langka.
<>Lebih istimewa, dua bulan besar tersebut terlihat dalam gambar bersama, suatu aransemen yang terjadi beberapa kali saja tiap abad. Dan lebih langka lagi karena ada satu tambahan bulan lain, yang membuat pemandangan ini belum terlihat sejak 60 tahun lalu.
Bulan yang dihiasi gunung-gunung api, Io, terlihat sebagai lingkaran putih di tengah, dengan bayangannya jatuh di sebelah kiri pada ketinggian yang sama. Bulan terbesar di tata surya, Ganymede yang berlapis es, terlihat sebagai lingkaran biru di kanan atas, dengan bayangan di kiri pada ketinggian sama. Sedangkan bayangan Callisto terlihat di kanan atas, namun bulannya sendiri berada di luar bidang gambar.
Dalam peristiwa di atas, bila kita berada di Jupiter, maka kita akan melihat tiga bulan bersinar sebagian di langit. Namun bila kita berada tepat di lokasi jatuhnya bayangan bulan, maka peristiwa itu akan seperti gerhana Matahari total di Bumi.
"Di tempat jatuhnya bayangan, Anda akan berada di tengah kegelapan," kata Erich Karkoschka, astronom dari University of Arizona di Tucson. "Anda juga akan melihat bulan-bulan lain seperti bulan kita di langit. Mereka akan bersinar dengan kecemerlangan sama seperti bulan kita."
Dari gambar, Kamera Near Infrared yang dibawa Hubble ternyata cocok juga dipakai memotret warna-warna planet, tambah Karkoschka. Warna-warna indah yang terlihat itu melukiskan awan-awan di ketinggian atmosfer berbeda, mulai dari kabut tipis hijau di ketinggian, ke kuning, merah, dan akhirnya biru di wilayah yang lebih rendah.
Nah, warna biru Ganymede terjadi karena absorpsi cahaya dengan panjang gelombang tinggi oleh es yang melapisinya. Sedangkan warna putih Io didapat dari sinar yang dipantulkan oleh senyawa belerang di permukaannya. (newscientist.com/cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua