Warta

Takut H1N1 Meluas, Dinkes Sisir Seluruh Pesantren

NU Online  ·  Rabu, 29 Juli 2009 | 11:17 WIB

Jombang, NU Online
Tak ingin wabah flu babi alias H1N1 merembet ke pesantren lainnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang menyisir seluruh pondok pesantren (ponpes) yang ada di kota santri.

Mereka mendata para santri yang sedang sakit. Hal itu menyusul ditemukan santri yang terjangkit virus flu babi di dua pondok besar, yakni Tebuireng dan Darul Ulum, Rejoso. "Kita terus melakukan pendataan ke seluruh ponpes yang ada," kata Heri Wibowo, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jombang, Rabu (29/7).<>

Pondok pesantren yang baru saja dilakukan pendataan adalah, Ponpes Mambaul Maarif Denanyar, Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, serta Ponpes LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Gadingmangu. Di empat pondok besar itu Dinkes mendata seluruh santri yang sedang sakit seperti dilansir beritajatim.com.

Harapannya, santri yang terkena virus H1N1 bisa terdeteksi sejak dini. "Alhamdulillah dari pendataan awal yang kami lakukan belum ada santri di tiga ponpes besar yang terinfeksi H1N1," kata Heri menambahkan.

Pendataan itu dibenarkan oleh Yusuf Suharto, salah seorang ustad di Ponpes Mambaul Maarif Denanyar, Jombang. Menurutnya, di pondok Denanyar ada beberapa santri yang juga mengalami gejala pilek, batuk, disertai demam tinggi. Namun para santri itu tidak terkena H1N1. "Mereka hanya flu biasa," jelas Yusuf .

Ratusan Santri Babussalam Malang Suspect Flu Babi

Sementara itu, ratusan santri Ponpes Babussalam di Desa Banjarrejo,Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang diduga menjadi suspect flu babi dengan gejala sesak nafas, flu dan disertai demam tinggi.

Dari jumlah tersebut, sekitar 160 lebih adalah para santri putri dan sekitar 40-an lainnya santri putra.

Menurut pengasuh ponpes Babussalam, KH Agus Torik Darwis, gejala santrinya yang mengalami sakit tersebut diketahui sejak 4 hari lalu. Namun, dari hari ke hari ternyata jumlah santrinya yang sakit terus bertambah dengan gejala yang sama yakni flu disertau demam tinggi.

Tak ayal, pihaknya pun sempat membawa para santrinya itu ke poliklinik kesehatan setempat dan dua santri diantaranya dinyatakan positif terserang demam berdarah atau DBD.

Namun, untuk mengantisipasi yang tidak diinginkan, pihaknya pun juga mendatangkan petugas puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan terhadap santrinya satu persatu. (mad)