Syafi'i Ma'arif: Bebaskan Bangsa Ini Dari Lemah Mental
NU Online · Rabu, 3 November 2004 | 13:52 WIB
Jakarta, NU Online
Peluncuran buku "Deformalisasi Islam," karya Abdul Mu'thi, ketua Pimpinan Pemuda Muhammadiyah, diselenggarakan di gedung kantor Gerakan Pemuda Anshor, Selasa malam (3/11) berlangsung cair. Kepanitiaannya pun dari dua organisasi kepemudaan milik organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ini. Acara itu betul-betul memperlihatkan nuansa kekeluargaan antara NU dan Muhammadiyah.
Banyak tokoh keagamaan hadir dalam acara tersebut seperti KH. Sa'id Aqil Siraj, KH. Masdar F. Mas'udi, Prof. Dr. Syafi'i Ma'arif, Dr. Din Syamsudin, Dr. Cecep Syarifudin. Hadir juga Slamet Efendi Yusuf, mantan Ketua Anshor yang sekarang Ketua DPP Golkar, dan Khofifah Indar Parawansa dari PKB.
<>Para pengunjung dan tamu undangan duduk lesehan, tak ada satupun kursi yang tampak di ruangan bagian depan kantor itu. Ketua Gerakan Pemuda Anshor Saefullah Yusuf, yang malam itu sudah menjabat sebagai Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, didaulat sebagai pembawa acara.
Tak heran jika acara yang sebenarnya merupakan peluncuran 'Deformalisasi Islam' justru tidak banyak menyoroti materi buku itu. Banyak tokoh yang dimintai komentar tentang buku itu justru menggunakan kesempatan untuk mengucapkan selamat kepada terpilihnya Saefullah sebagai menteri dan mengapresiasi nuansa harmoni yang dibangun oleh kedua organisasi selama ini. Banyak kelakar dan humor selalu muncul dalam setiap sambutan para tokoh tersebut. "Forum malam ini maknanya lebih dari sekedar peluncuran buku," kata Syafi'i Ma'arif saat memberikan sambutan.
Kesempatan itu juga digunakan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah untuk menyampaikan refleksi atas kondisi yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. "Kalau negeri ini beres, tidak perlu kita risaukan akan ada benturan. Tapi bangsa ini sedang sakit. Sekitar 377 triliun APBN, 143 triliun untuk bayar utang dan bunga, untuk pembangunan hanya 20 persen dan nantinya pasti bocor.angka pengangguran sekitar 40 juta dari 110 angkatan kerja, TKI/TKW banyak yang bermasalah. DPR/DPRD dari hulu ke hilir bermasalah," katanya.
Maka tugas dari para pemuda, menurut Syafi'i, adalah harus tampil ke depan menunjukkan pilihan bagi bangsa ini. Mencari jalan keluar harus dilakukan dengan jujur, sebab yang lumpuh sekarang ini adalah akal sehat dan hati nurani. Ia berharap presiden yang baru mampu secara sungguh-sungguh menunaikan janjinya. Selain itu, harus ada kompromi-kompromi di tingkatan elite politik agar masyarakat di bawah tidak bingung.
"Banyak orang yang pintar, tapi mengapa bangsa mengalami nasib seperti ini? seperti pepatah yang pernah dilontarkan Sutan Takdir Alisyahbana, Tak Putus Dirundung Malang. Oleh karena itu, bagaimana sekarang ini kita secara bersama-sama membebaskan bangsa ini dari kondisi dhu'afa (lemah) secara mental," tandasnya. (aji)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua