Warta

Stephen Hawking Anggap Surga Hanya Dongeng

NU Online  ·  Rabu, 18 Mei 2011 | 10:31 WIB

London, NU Online
Surga merupakan cerita dongeng bagi orang yang takut kegelapan, kata pakar fisika teoritis asal Inggris, Stephen Hawking, ketika diwawancara.

Hawking, 69 tahun, sebelumnya diperkirakan akan meninggal dalam beberapa tahun setelah terdiagnosa dengan penyakit neuron motor degeratif pada usia 21 tahun, namun menjadi ilmuwan terkemuka di dunia dengan diterbitkan bukunya pada 1988, "A Brief History of Time" (Sejarah Singkat mengenai Waktu).
<>
"Saya telah melewati hidup dengan prospek kematian prematur dalam 49 tahun terakhir. Saya tidak takut terhadap kematian, tetapi saya tidak ingin terburu-buru untuk mati. Masih banyak yang ingin saya lakukan terlebih dahulu," katanya kepada surat kabar The Guardian seperti dikutip Reuters.

"Saya menganggap otak sebagai komputer yang akan berhenti berfungsi saat salah satu komponennya rusak. Tidak ada surga atau akhirat untuk komputer yang rusak; itu merupakan kisah dongeng untuk orang yang takut kepada kegelapan," ujarnya.

Ketika ditanya bagaimana kita harus menjalani kehidupan kita, ia menjawab: "Kita harus mencari nilai terbesar dari tindakan kita."

Hawking memberikan wawancara tersebut sebelum pertemuan Google Zeitgeist di London dimana ia akan berkumpul dengan sejumlah pembicara lain, di antaranya Menteri Keuangan Inggris George Osborne dan pakar ekonomi yang memenangkan hadiah Nobel, Joseph Stiglitz.

Dalam menjawab pertanyaan "Kenapa kita (manusia) ada di sini (diciptakan)?" ia akan memperdebatkan adanya fluktuasi kuantum kecil pada awal terbentuknya alam semesta yang menyebabkan kehidupan manusia.

Hawking, seorang mantan Profesor Lucasian di bidang Matematika Universitas Cambridge, jabatan yang pernah dipegang oleh pakar fisika dan matematika Isaac Newton, biasa menuai kritik atas komentarnya terhadap agama.

Bukunya pada tahun 2010, "The Grand Design", memprovokasi reaksi keras di antara para pemimpin agama, termasuk kepala rabbi Lord Sacks, atas tulisan yang menyatakan tidak membutuhkan kekuatan surgawi untuk menjelaskan terbentuknya alam semesta.

Hawking hanya dapat berkomunikasi melalui alat pemutar suara dan hampir sepenuhnya lumpuh karena penyakitnya yang tidak dapat diobati.

Ia menyebabkan kekhawatiran serius pada 2009 saat ia dirawat di rumah sakit jatuh sakit keras setelah tur ceramah di Amerika Serikat tetapi sudah kembali ke Universitas Cambridge sebagai direktur penelitian.


Redaktur: Mukafi Niam
Sumber: Antara