Sinetron Religi Masih Menyajikan Kulit Keislaman Saja
NU Online · Selasa, 3 Agustus 2010 | 01:21 WIB
Siaran televisi yang menyuguhkan sinetron-sinetron religi dapat memotivasi semangat beribadah umat muslim selama bulan suci Ramadhan, kata Psikolog Universitas Medan Area, Irna Minauli.
"Sinetron reliji yang memberikan kajian-kajian agama Islam dapat memberi semangat serta memotivasi umat muslim yang berpuasa untuk lebih taat beribadah," ujarnya di Medan, Selasa.<>
Ia menjelaskan, sajian tayangan sinetron-sinetron selama bulan suci Ramadhan diharapkan tidak hanya bernuansa lucu serta melawak belaka, melainkan perlu memberi warna atas ibadah puasa yang dilakukan setiap tahunnya itu.
Tayangan-tayangan yang perlu disajikan kepada masyarakat, menurut dia, tentunya tayangan yang dapat mengajak segenap lapisan masyarakat untuk mengkaji makna dan nilai kehidupan yang diberikan Allah.
Irna mengemukakan, bulan suci Ramadhan memang selalu indentik dengan nuansa Islami. Nuansa ibadah itu bukan hanya pada kewajiban berpuasa, melainkan juga mempengaruhi tata cara kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kondisi itu, tayangan sinetron religi pada bulan Ramadhan dapat memotivasi semangat umat muslim untuk beribadah lebih baik.
"Kebanyakan sinetron-sinetron reliji di televisi masih menyajikan kulitnya saja, tanpa didukung dengan kajian-kajian Islam yang mendalam," ujar Dekan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area itu.
Ia menilai, siaran-siaran sinetron Islami yang tayangkan diharapkan memberi konten-konten yang mengkaji ajaran Islam secara komprehensif, tambahnya.
Psikolog lainnya, Rahmadani Hidayatin Psi menyatakan, selama tayangan sinetron-sinetron religi memang memberi pelajaran yang baik pada masyarakat, maka itu menjadi hal yang positif. (ant/mad)
Namun, ia menilai, berbagai tayangan sinetron reliji itu harus pula dibarengi dengan tayangan positif juga dari berbagai jenis program acara stasiun televisi, ujarnya.
Menurut dia, bila tayangan reliji yang memberi pelajaran positif itu ditayangkan, dan pada saat yang berbeda acara yang memiliki nilai negatif seperti tayangan gosip infotainment, maka semua akan sia-sia saja. (ant/mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua