Jakarta, NU Online
Capres Susilo Bambang Yudhoyono mulai buka kartu tentang gambaran kabinetnya nanti. Politikus yang populer dipanggil SBY itu mulia menyebutkan kriteria orang pilihan yang akan diangkat menjadi pembantunya bila terpilih menjadi presiden nanti.
Bahkan, beberapa pos sudah diplot untuk kelompok tertentu. Jatah posisi menteri agama (Menag), misalnya. SBY memiliki keinginan besar agar posisi Menag dijabat tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Pernyataan itu disampaikan SBY di hadapan peserta Dialog Wawasan Kebangsaan yang digelar Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Jatim di Graha Samudera, Bumimoro, Surabaya, kemarin.
<>"Memang, dalam memilih menteri agama, harus yang pas. Seorang tokoh yang bisa mengayomi semua umat beragama. Dengan pertimbangan sosiologis, menteri agama dari Nahdlatul Ulama yang punya kepribadian bagus, wawasan luas, dan seorang muslim yang baik," kata SBY.
Hanya, SBY memberikan catatan. Begitu menjadi menteri agama, pengelolaan kehidupan beragama, toleransi, dan harmoni antarumat beragama harus benar-benar menjadi tugas dan perannya. "Tentu, kita akan mencari figur dan tokoh seperti itu. Dengan begitu, konflik antarumat beragama bisa direduksi atau kurangi dan nanti bisa lebih rukun, damai, dan harmonis," sambung mantan Menko Polkam itu.
Sementara itu secara terpisah Wakil Katib Syuriah PBNU Fachri Taha Ma'ruf mengatakan keinginan SBY untuk memberikan kursi menteri agama kepada kader NU, menunjukkan bahwa keluarga besar NU masih memiliki potensi dan kapasitas untuk duduk di pemerintahan. "Saya kira Pak SBY memiliki pandangan khusus terhadap kapasitas dan potensi warga NU untuk ikut dalam pemerintahan. Saya kira hal itu positif saja," kata dia.
Fachri menyatakan, saat ini NU tetap menjunjung netralitas dalam politik berdasarkan khittah 1926. Meski begitu, dirinya tetap mencermati kenyataan dan realitas yang berkembang saat ini. "Realitas warga NU yang ikut dalam politik nasional, tidak hanya terfokus pada Pak Hasyim Muzadi (ketua umum PBNU nonaktif) saja. Tidak sedikit juga warga NU yang memberikan perhatian kepada SBY," tegas Fachri.
Fachri tidak sepakat bila tawaran SBY tentang kursi menteri agama itu sebagai usaha untuk memecah belah NU, terkait saat ini Hasyim Muzadi menjadi cawapres pendamping Megawati. "Saya kira sangat tidak seperti itu (memecah belah NU)," ungkapnya.
Menurut dia, SBY sangat paham dengan NU. "Waktu menerima SBY datang ke sini (gedung PBNU-red), SBY mengatakan NU sebagai ormas terbesar harus berperan tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia internasional. Atas anggapan dari SBY seperti itu, justru warga NU harus berterima kasih," ujarnya.
Ketika ditanya siapa yang akan direkomendasikan PBNU untuk menduduki menteri agama apabila SBY menang, Fachri tidak bisa menjawabnya, karena tidak berwenang. "Saya kira bukan kewenangan saya. SBY bukan melihat kepada person, melainkan kepada institusi, yaitu kepada NU-nya. Jadi, kalau SBY mau mengangkat menteri agama dari kalangan NU, maka secara institusi dia harus bertanya dulu kepada Rais Am NU," kata dia.
Pada kesempatan itu, Fachri juga mengakui di antara orang-orang dekat SBY, ada juga orang NU. "Tapi, kalau untuk menentukan siapa calon menteri agama itu, itu terserah dari SBY-nya. Dan juga hal ini merupakan rekomendasi dari Rais Aam PBNU," ungkapnya. (dc/cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua