Warta

Sajadah Kayu Purbalingga Masuk Rekor Muri

NU Online  ·  Ahad, 16 Desember 2007 | 12:07 WIB

Purbalingga, NU Online
Sajadah yang terbuat dari kayu berukuran panjang 12,56 meter dan lebar 6,52 meter dengan berat 350 kg dari Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu tercatat sebagai sajadah kayu terbesar di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Sajadah kayu tersebut dibuat dalam rangkaian kegiatan memperingati hari jadi ke-177 Kabupaten Purbalingga.

<>

Pembuatan sajadah kayu itu diprakarsai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Purbalingga bersama Braling Wisnu Satria Wooden Carpet di Purbalingga.

Sajadah tersebut terbuat dari 150.000 kepingan (chip) kayu jati yang dirangkai dengan lima kilogram benang nilon serta dikerjakan oleh 50 orang dalam waktu 10 hari.

Selain sajadah kayu terbesar itu, Disperindagkop Purbalingga bersama Asosiasi Penderes dan Perajin Gula Kelapa (APPGK) serta Purbalingga Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Center juga berhasil memecahkan rekor gula kelapa terberat.

Gula kelapa tersebut memiliki berat 5,856 ton dengan ukuran tinggi 100 sentimeter dan diameter 240 cm yang dikerjakan oleh 70 orang selama dua hari.

Menurut Representative MURI, Desi Dwi Anastasia, gula kelapa itu mengalahkan rekor sebelumnya yang berukuran tinggi 3,5 meter, diameter 3 meter, dan berat tiga ton yang diciptakan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Pada hari ini Purbalingga juga memecahkan rekor jalan mundur dengan jarak tempuh terjauh," katanya.

Pemecahan rekor jalan mundur terjauh tersebut diprakarsai dan diselenggarakan oleh Batalyon Infanteri 406/Candrakusuma Purbalingga dengan jarak tempuh 6,21 kilometer yang diikuti 30 orang peserta.

Menurut Desi, jarak tempuh itu mengalahkan rekor sebelumnya yang diraih Batalyon 411 Salatiga sejauh 4,011 km.

Terkait penciptaan rekor sajadah kayu terbesar dan pemecahan rekor gula kelapa terberat, Kepala Disperindagkop Purbalingga, Gunarto mengatakan kegiatan tersebut merupakan ajang promosi potensi daerah.

"Seperti gula kelapa merupakan potensi kedua terbesar di Purbalingga setelah tanaman padi," katanya.

Menurut dia, sekitar 20 persen penduduk Purbalingga bergerak di bidang usaha industri gula kelapa, sehingga dengan adanya pemecahan rekor MURI itu akan membuka peluang pasar yang lebih luas. (ant/nun)