Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyampaikan, tradisi keislaman di Indonesia yang lazim di jalankan warga Nahdlatul Ulama (NU) seperti tahlil, bacaan yasin, tasyakuran, maulidan jangan pernah diusik lagi. Upaya sekelompok orang yang berusaha merusak tradisi keislaman yang sudah mengakar dan membudaya dapat dianggap sebagai teror.
Yang perlu dilakukan untuk saat ini adalah upaya meningkatkan pemahaman keagamaan di dalam bermasyarakat. Demikian disampaikan Said Aqil dalam tausiyahnya Tabligh Akbar di Kedutaan Besar RI di Tripoli, Selasa (12/10).<>
"Praktek keislaman yang sudah mapan di dalam komunitas masyarakat dan sudah mentradisi tak perlu diobrak abrik lagi. Orang-orang yang berusaha merubah tradisi tersebut termasuk perbuatan teror," katanya.
Menurutnya, tindakan teror bukan saja berbentuk bom bunuh diri atau sikap anarkis lainnya. Lebih dari itu, setiap tindakan yang menimbulkan keresahan di masyarakat seperti bid'ah-membid'ahkan tradisi keislaman juga termasuk perbuatan teror. Karena intinya jelas. Merusak tatanan masyarakat yang sudah tentram dalam beragama.
Masyarakat Indonesia memanfaatkan kedatangan Kang Said ke Tripoli dengan mendengarkan tausiyah yang berlangsung di lantai dasar kantor Kedutaan Besar RI, Hay Andalus, Tripoli. Demikian dilaporkan kontributor NU Online Faisal Hakim dari Tripoli. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menjadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat
2
Khutbah Jumat: Anjuran Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam
3
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
4
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
5
Kajian Hadits: Kawin Kontrak di Zaman Rasulullah
6
Harlah Ke-90 GP Ansor, Simak Lirik Mars yang Ditulis Mahbub Djunaidi
Terkini
Lihat Semua