Warta Perang Ottesia-Rusia-Georgia

Rusia Bombardir Georgia, Sebagai Balasan Serangan Ottesia

NU Online  ·  Ahad, 10 Agustus 2008 | 09:43 WIB

Tbilisi, NU Online
Jet-jet Rusia melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran militer di kota Gori di Georgia Tengah di dekat Ossetia Selatan, kawasan yang ingin memisahkan diri dari Georgia.

Sebagaimana dilansir kantor berita BBC (10/8), para pejabat Georgia mengatakan 60 orang tewas ketika bom-bom Rusia menghantam dua blok apartemen di kota tersebut.<>

Parlemen Georgia sementara itu menyetujui dekrit presiden yang menyatakan Georgia dalam keadaan perang selama 15 hari.

Sebelumnya Rusia mengatakan mereka "membebaskan" ibukota Ossetia Selatan, Tskhinvali, namun Georgia mengatakan kota itu masih di bawah penguasaan mereka.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan negaranya mencoba memaksa "Georgia untuk memilih jalan damai".

Pernyataan ini disampaikan setelah para komandan Rusia mengumumkan pengiriman pasukan tambahan ke Ossetia Selatan.

Mereka juga membenarkan bahwa dua jet Rusia ditembak jatuh di Georgia meski mereka tidak mengatakan posisi jatuhnya dua jet itu.

Setelah berhari-hari terlibat baku tembak sengit dengan tentara separatis yang didukung Rusia, pasukan Georgia melancarkan serangan mendadak pada Kamis malam untuk menguasai kembali Ossetia Selatan.

Atas perkembangan ini Moskow mengirim unit-unit bersenjata di seluruh perbatasan. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan sejauh ini 1.500 orang tewas termasuk 15 tentara Rusia.

Presiden Georgia Mikhail Saakashvili mengecam klaim ini dan menyebut tingginya angka korban sebagai sebuah "kebohongan".

Dari Beijing Presiden Bush menyatakan dia sangat khawatir atas situasi di Georgia.

Bush mengatakan integritas wilayah Georgia harus dihormati dan mendesak Rusia agar menghentikan pengeboman. Dia mengatakan Amerika Serikat sedang mengupayakan peran mediasi internasional.

Presiden Bush menambahkan perdamaian perlu dipulihkan secepat mungkin.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov mengatakan kepada BBC negaranya tidak menginginkan perang besar dengan Georgia.

Lavrov menuduh Presiden Saakashvili membesar-besarakan ancaman Rusia dengan mengatakan Moskow memiliki ambisi menguasai wilayah bekas Soviet. (bbc/atj)