Warta

Ribuan Warga Banjarharjo Juga Istighosah untuk Korban Gempa

NU Online  ·  Jumat, 4 September 2009 | 14:19 WIB

Tegal, NU Online
Gempa bumi berkekuatan 7,3 SR yang terjadi pada pukul 14.55 WIB dengan pusat gempa terletak pada 142 km barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat, dan kedalaman 30 Km, Rabu (2/9) pukul 15.15 WIB menjadi keprihatinan bangsa Indonesia.

Sebagai bentuk turut perihatin atas musibah tersebut, ribuan warga desa se Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes menggelar Istighosah (doa bersama) di lapangan Kecamatan setempat yang dipimpin Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Tegal KH Mustahid, Kamis malam (3/8).<>

Istighosah, yang merupakan rangkaian tour Alunan Nada dan Dakwah El Muna dan Kiai Mustahid putaran ke-3 ini dipenuhi rasa duka atas musibah gempa yang melanda jawa. Beberapa tembang yang dilatunkan Grup Kazidut (Kasidah, Zapin dan Dandut) dari Semarang itu pun nyaris berisi pesan-pesan penghambaan pada Ilahi. “Kita harus lebih banyak beristighfar,” pesan Kiai

Manusia di bumi, sudah mulai terbuai oleh gemerlapannya kehidupan dunia. Sehingga lupa pada Sang Pencipta. Rakyat bersama pemimpinnya sudah banyak yang terbuai kehidupan fana. Jauh dan semakin jauh dari Masjid. Ibaratnya imam sudah pada diam, masjid morat-marit, langgar (mushola) makin bubar sehingga makmum tidak lagi umum.

“Padahal, Allah menjamin pada suatu umat yang iman dan takwa dengan berbagai kemudahan dan rejeki dari manapun datangnya,” papar Kiai Mustahid seraya menyitir Ayat Al-Qur'an.

Menurut Kiai, bencana atau kerusakan di darat maupun di laut terjadi atas ulah tangan kotor manusia. Tangan kotor, diakibatkan dari hati yang kotor. Untuk itu, kita harus selalu membersihkan hati dengan jalan mendekatkan diri pada Sang Illahi. “Kita sedang diperingatkan pada Ramadhan yang suci ini, agar keimanan dan ketakwaan kita bertambah,” ujarnya.

Pada bulan Ramadhan ini, sambungnya, umat Islam berupaya membersihkan diri dengan istighfar. Doa kita tidak bisa dikabulkan oleh-Nya, manakala hati kita kotor.

Menurut dia, doa tidak bisa diterima oleh Allah SWT bila pertama, orang tersebut suka memutus silaturohmi. Kedua, orang yang bakhil dan ketiga, orang yang senang menghasut dan dengki terhadap sesamanya. “Perbaikilah pola hidup kita menuju takwa, sehingga bisa terhindar dari bencana,” ajaknya.

Bencana yang terjadi, sambungnya, seyogyanya disikapi dengan ketabahan seraya menghiba dan tengadah pada-Nya, mohon ampunan. Sadar, bahwa selama ini ternyata kita lalai dengan berbagai urusan dunia serta melupakan akherat. “Hadapilan bencana ini, dengan istighfar,” tandas Kiai.

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Agus Setiawan, Alunan Nada dan Dakwah di dukung Ikatan Remaja Masjid Al Husna Banjarharjo dan PT Djarum. “Kami turut belasungkawa atas bencana gempa yang melanda Jawa,” tuturnya.

Usai Istighosah dan Ceramah, acara dilanjutkan dengan lantunan dendang-dendang religi yang dibawakan Grup Kazidut El Muna pimpinan H. Choliq Zain dari Kota Atlas Semarang. Beberapa tembang mengalun syahdu dengan empat personil yang cantik-cantik. Alunan Nada dan Dakwah yang dimulai pukul 20.30 berakhir sekitar pukul 23.30 WIB. (was