Warta

Ribuan Demonstran Desak Israel Buka Blokade Gaza

Ahad, 2 Mei 2010 | 15:39 WIB

Erez, NU Online
Lebih dari 2.000 warga Palestina mengadakan demonstrasi Hari Buruh, Sabtu waktu setempat (1/5), di dekat perlintasan Erez dengan Israel dan di perbatasan Rafah dengan Mesir untuk memprotes pemblokiran Gaza.

"Kami minta dunia untuk menghentikan pengepungan atas Gaza dan untuk membela pekerja Palestina di semua wilayah Palestina!" teraik Ramzi Rabah, seorang penyelenggara demonstrasi bersama Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina.<>

Demonstran yang melambaikan bendera merah dan bendera Palestina itu berkumpul di dekat perlintasan perbatasan Erez dengan Israel di Gaza utara. Ratusan demonstran yang lain, sementara itu menurut beberapa saksi, mengambil bagian dalam protes terhadap blokade--yang menyebabkan pengangguran tinggi di wilayah miskin itu--di Rafah, di perbatasan dengan Mesir.

Gerakan Islam Hamas yang memerintah Gaza sejak 2007 telah mengeluarkan janji mendukung pekerja di jalur pantai miskin itu dan mendesak Mesir untuk membuka perbatasannya dengan wilayah tersebut. "Hamas mendukung semua pekerja, utamanya mereka yang menderita hingga akhir pengepungan dan terbukanya kembali perlintasan itu," kata pernyataan tersebut.

Hamas telah mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk menekan Mesir supaya membuka kembali perlintasan Rafah dan berhenti menyerang terowongan penyelundupan yang menuju ke Gaza.

"Kami minta pemimpin Mesir untuk menghentikan pembunuhan pekerja kami dengan gas yang tidak sah menurut hukum internasional," kata penyataan itu, merujuk pada insiden Kamis ketika empat warga Palestina yang sedang bekerja di terowongan itu tewas.

Hamas menyatakan, pasukan keamanan Mesir telah memompa gas beracun ke terowongan penyelundupan di sebuah lintas perbatasan. Namun tuduhan ini telah dibantah pihak Mesir.

Blokade hebat oleh Israel dan Mesir yang diterapkan sejak Hamas merebut kekuasaan di Gaza pada Juni 2007 telah mengurangi kemampuan puluhan ribu warga Gaza untuk ke luar negeri atau ke Israel guna bekerja.

Sebagian pekerja Gaza telah dilarang bekerja di Israel sejak meletusnya intifada (pemberontakan) kedua Palestina pada 2000. Menurut Dana Moneter Internasional, wilayah itu memiliki rata-rata angka pengangguran hampir 40 persen. (syf)