Warta

RI Terus Galang Dukungan Bagi Palestina

NU Online  ·  Jumat, 19 September 2003 | 14:51 WIB

Jakarta, NU Online
Indonesia tetap akan menggalang kerja sama dengan berbagai negara untuk mendesak Israel membatalkan ancamannya mengusir Presiden Palestina Yasser Arafat,  kendati Amerika Serikat (AS) baru-baru ini membuntukan upaya tersebut dengan memveto resolusi tentang pengusiran Arafat.

"Kita tidak akan menyerah karena masalahnya sangat serius kalau kita biarkan suatu negara secara terbuka dan tanpa menutup-nutupinya akan mengenyahkan atau mengusir  presiden yang telah secara demokratis dipilih oleh rakyat Palestina,"  kata Juru Bicara Deplu-RI, Marty Natalegawa, di Jakarta, Jumat.

<>

Indonesia, kata Marty, tetap akan menggalang kerja sama dengan negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk mencegah Israel melaksanakan niatnya mengusir Arafat dari negaranya, Palestina.

AS menjadi satu-satunya anggota Dewan Keamanan PBB yang pada hari Selasa (16/9) melakukan veto terhadap resolusi untuk menentang rencana Israel mengusir Arafat. Tiga anggota DK-PBB menyetujui resolusi tersebut, yaitu Prancis, Cina, dan Rusia. Sedangkan satu negara lainnya, yaitu Inggris, memilih abstain.

Draft Resolusi tersebut diajukan oleh Palestina dengan dukungan dari Suriah dan Pakistan. Indonesia sendiri merupakan salah satu dari 40 negara GNB dan OKI yang menyampaikan pernyataan dalam sidang DK-PBB yang secara tegas mengecam keputusan  Israel.

Penggalangan koordinasi dengan GNB dan OKI merupakan tindakan lanjut sikap pemerintah Indonesia yang sebelumnya juga mengutuk ancaman Israel untuk mendepak Yasser Arafat dari wilayahnya di Palestina.  Dan dengan keputusan AS untuk memveto resolusi itu, tegas Marty, Indonesia akan tetap maju menggalang kerja sama dengan GNB dan OKI.

"Di DK-PBB sekarang sudah jalan buntu  karena adanya veto dari AS. Tapi pada saat yang bersamaan, kita bisa membawa ini ke Majelis Umum PBB," ujarnya.

Negara-negara yang menolak aksi Israel untuk mendepak Yasser Arafat, menurut Marty, bisa mempergunakan dua forum yang ada di MU PBB, "Question of Palestine" dan "Situation in Middle East", untuk menyampaikan aspirasi mereka dan menggagas langkah baru mendesak Israel untuk membatalkan ancamannya itu.

"Saya yakin teman-teman di Markas Besar PBB di New York – dengan melihat perkembangan di DK-- akan mulai membuka opsi untuk membawa masalah ini ke Majelis Umum PBB," katanya.(mkf)

Tentang veto yang dikeluarkan AS, pemerintah Indonesia sendiri sudah menyatakan penyesalan mendalam atas kegagalan DK-PBB untuk mencapai sikap bersama atas ancaman yang diberikan pemerintah Israel.

"Kita menyesalkan kegagalan itu yang disebabkan oleh veto dari AS," kata Marty.

"Dan ini sangat bertolak belakang dengan sikap Amerika yang kita harapkan bahwa AS perlu mendesak Israel untuk menganulir keputusan mereka itu," tambahnya.(mkf)