Sebagai peringatan, sejauh mana keimanan masyarakat Aceh. Musibah tsunami, konflik berkepanjangan, krisis moneter dan banjir bandang. Allah mencoba saudara kita di Aceh, tepatnya di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie pada tanggal 16 maret 2011.
Musibah ini membuat semua pihak ikut prihatin dan ikut membantu. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Aceh yang diantarkan langsung kepada korban banjir bandang, Sabtu, 26 Maret 2011. Bantuan sebesar 35 juta diperoleh dari sumbangan masyarakat Aceh dan bantuan LPBI (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim) NU Pusat, melalui posko bersama HUDA (Himpunan Ulama Dayah Aceh), NU, dan RTA (Rabithah Thaliban Aceh).
gt;
Sebelum penyerahan bantuan ke lokasi bencana, panitia bersama mampu mengumpulkan dana dari berbagai pihak. Diantaranya, 15 juta bantuan LPBI NU yang diserahkan langsung oleh Ketua LPBI NU pusat, Avianto Muhtadi kepada ketua NU Aceh, Tgk H Faisal Ali di Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011. Sumbangan dari orang tua santri sebesar 20 juta.
“Sumbangan ini merupakan bantuan wali santri dari Banda Aceh, Aceh Besar dan Bantuan NU pusat,” jelas Ketua PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali, Tangse, (26/3). Bantuan dari LPBI NU sudah dijadikan bahan makanan, selimut, kitab-kitab yang dibagikan ke para santri korban bencana.
Dengan rasa terharu masyarakat, tokoh masyarakat, pimpinan pesantren dan para santri korban bencana banjir bandang menerima bantuan tersebut melalui Ketua NU Aceh yang diterima langsung oleh tokoh masyarakat setempat, Waled Jakfar. “Kita sebagai manusia beriman senantiasa bersabar dalam menghadapi musibah, bencana ini merupakan salah satu jalan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” pesan Tgk Faisal dalam sambutannya.
Menurut panitia yang hadir dalam penyerahan bantuan tersebut, Ketua RMI (Rabhitha Ma’ahid islamiyah) NU Aceh, Tgk. Rusli Daud, dalam bencana banjir bandang, Pondok Pesantren ikut hancur akibatnya warga yang menempati pesantren tidak dapat menjalankan kegiatan rutin seperti biasanya, berkat bantuan panitia bersama NU, kegiatan belajar mengajar di pesantren sudah dapat dilanjutkan kembali. (jnn)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua