Bengkulu, NU Online
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan berupaya membidik para pemilih dari kalangan kampus, pondok pesantren (Ponpes), ulama dan Ormas Islam guna meningkatkan perolehan suara pada Pemilu 2009.
"Kita akan berupaya menambah konstituen baru dari ’pasar-pasar’ yang selama ini belum terjamah seperti kalangan kampus, Ponpes, ulama, Ormas Islam dan lainnya guna mencapai target suara 15 persen pada Pemilu 2009," kata Sekretaris Jenderal DPP PPP Irgan Chairul Mahfiz ditemui usai membuka Musyawarah III Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Selasa.
<>Menurut dia, kalau ’pasar-pasar’ suara itu bisa dikelola dengan baik maka target suara yang telah ditetapkan bukan hanya sekedar keinginan tapi akan tercapai.
Untuk itu, ia berharap seluruh pengurus dan kader PPP baik tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota harus bisa melakukan pendekatan dan menjelaskan program-program partai yang konkret dan jelas.
"Saya mengharapkan para pengurus di daerah dalam membuat program harus jelas dan konkret sehingga bisa dilaksanakan, atau tidak sebatas retorika belaka yang pada akhirnya menimbulkan antipati di kalangan masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan, masyarakat sekarang sudah pintar, mereka tidak lagi terpengaruh dengan janji atau program yang disampaikan oleh partai politik karena itu diharapkan para pengurus dan kader juga melakukan kerja nyata dalam membela kepentingan masyarakat.
Sebagai contoh, ketika ada kebijakan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah yang kurang pas atau merugikan rakyat maka partai harus membela rakyat, memberikan advokasi dan artikulasi di tingkat legislasi melalui kader yang duduk sebagai anggota DPR/DPRD.
Kader partai yang kini duduk sebagai anggota DPR/DPRD, harus kerja keras membela kepentingan rakyat jangan yang mengedepankan subyektifitas pribadi.
"Jangan ragu-ragu melakukan tindakan, karena fungsi dan kewenangan (DPR/DPRD-red) memang dilakukan untuk membela masyarakat. Jika ini dilakukan maka akan menjadi sebuah penilaian positif dari masyarakat," ujarnya.
Ia juga mengaku pada Pemilu lalu perolehan suara yang diraih PPP mengalami kemunduran, itu terjadi karena partai kurang responsif terhadap persoalan keumatan dan kebangsaan.
"Sekarang kita akan lebih responsif terhadap persoalan keumatan dan kebangsaan, kita akan menghilangkan kesan PPP itu lamban, tidak peduli, dan tak respon terhadap masalah yang timbul," katanya.
Semua masalah yang menyangkut keumatan dan kebangsaan akan didekati. PPP tidak boleh mengecewakan umat dan jangan sampai ditinggalkan oleh umat Islam yang merupakan konstituen utamanya.
Irgan juga menjelaskan, saat ini umat Islam yang memberikan suaranya pada partai berbasis Islam relatif rendah hanya hanya 45 persen, ini menjadi tugas PPP untuk melakukan pendekatan sehingga jumlah umat Islam yang mendukung partai berbasis Islam akan meningkat. (ant/sul)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
Terkini
Lihat Semua