Warta

Ponpes di Sukabumi Gagas Model Pesantren Konservasi

NU Online  ·  Senin, 23 Maret 2009 | 03:32 WIB

Sukabumi, NU Online
Sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Sukabumi menggagas model pesantren konservasi. Pengembangan model pesantren tersebut ditujukan untuk melindungi keberadaan lingkungan hidup.

Kegiatan tersebut dikembangkan oleh Pesantren Al-Amin, Kecamatan Cidahu, Ponpes Daarul Falah Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Pesantren Daarussalam di Desa Girijaya, Cidahu dan Ponpes Dzurunnain di Desa Babakan Pari, Cidahu Kabupaten Sukabumi.<>

''Model pesantren konservasi akan memberi manfaat baik dari sisi ekonomi maupun ekologi bagi pesantren,''jelas Pimpinan Pesantren Al-Amin, KH Abdul Basith kepada wartawan sebagaimana dilansir oleh Republika Online.

Ditambahkan Basith, kegiatan konservasi juga merupakan tugas mulia manusia untuk menjaga keseimbangan alam. Model ini lanjut dia merupakan gabungan dari upaya menjaga lingkungan dengan pemberadayaan pesantren serta masyarakat desa.

''Langkah nyata dari kami yaitu dengan menggalakan program penghijauan secara masif di kawasan Gunung Salak, Sukabumi,''tandas Basith. Pihaknya sambung dia memiliki pembibitan pohon sengau dan sudah menanam sekitar 1.500 pohon sebagai awal pencanangan gerakan konservasi pesantren.

Selain Pesantren Al-Amin, kata Basith pihaknya telah menggandeng sejumlah pesantren lainnya untuk terlibat dalam kegiatan konservasi di Gunung Salak. Pesantren yang terlibat jelas dia berperan dalam hal penyediaan bibit dan pembesaran bibit pohon.

Menurut Basith, lahan gundul di Kabupaten Sukabumi cukup banyak. Dari data yang diperolehnya luasan areal yang gundul di Kawasan Gunung Salak jumlahnya mencapai sebanyak 550 hektare.

''Oleh karenanya kita bersama-sama dengan elemen masyarakat lainnya berupaya merehabilitasi kawasan,''ungkap Basith. Hal senada disampaikan oleh Bupati Sukabumi, Sukmawijaya yang menargetkan Kabupaten Sukabumi dapat menjadi kawasan hijau kembali.

Saat ini kata Sukmawijaya sisa lahan kritis yang masih harus dilakukan upaya konservasi jumlahnya mencapai 16 ribu hektare. Untuk mengatasi lahan kritis itu tambah dia Pemkab Sukabumi memerlukan bantuan dan kerjasama semua pihak baik swasta maupun masyarakat umum. (mad)