Jakarta, NU. Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia mengutuk pelecehan Alqur'an yang dilakukan penyidik di penjara Amerika yang berlokasi di Guantanamo, Kuba. Tindakan ini bertentangan dengan NDP-PMII dan Islam Aswaja Internasional yang menjadi landasan dasar PMII.
Pernyataan sikap ini disampaikan Forum Jaya Raya, menyikapi Kongres XV PMII di Bogor, yang dinilainya kurang peka terhadap isu-isu global yang banyak merugikan umat islam."Kita mengutuk keras tindakan ini dan berharap pemerintah Indonesia menekan dunia internasional untuk mengusut tuntas kejadian tersebut," ujar Anom Surya Putra Selaku Juru Bicara Forum Jaya Raya kepada NU Online di arena kongres, Senin (31/5).
<>Selain itu, lanjut Anom, kami juga mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk menata hubungan sipil-militer secara demokratis, adil dan pahami dunia Islam secara kaffah.
Seperti diberitakan, majalah Newsweek belum lama ini memberitakan salah seorang penyidik di penjara Guantanamo, Kuba, menaruh foto kopi Alqur'an di toilet dan membuang setidaknya satu cetakan. Tujuannya adalah melemahkan mental para tahanan yang umumnya Muslim dan dicap sebagai teroris itu.
”PMII ingin menegaskan, tindakan ini (melecehkan Alqur'an) adalah tindakan yang nista, tindakan yang imoral. Karena kitab suci, seperti Alqur'an, Injil dan kitab suci (agama) apapun, harus dihormati,” sambung eks kader PMII Unair ini.
Dalam pandangan Anom yang juga didampingi Huda (kader PMII STF Driyakara), Ispandi, (Kader PMII Jombang), Sofyan, (kader PMII Malang) melihat bahwa saat ini PMII tengah mengalami kemunduran dalam merespon isu-isu Islam internasional. Lemahnya pemahaman dan pengelolaan isu tersebut karena semakin meningkatnya budaya pragmatisme yang menjangkiti kader-kader PMII.
"Akibatnya, kader PMII kurang bereaksi dengan cepat terhadap persoalan internasional yang merugikan dunia Islam. Padahal kita tahu, PMII adalah organisasi mahasiswa Islam Indonesia dengan mayoritas anggotanya berhaluan Sunni-Kiri terbesar di dunia, yang dekat orang miskin, moderat, dan toleran," ujarnya.
Ditambahkan Anom Karena alasan itulah, PMII dalam kongres XV kali ini perlu mengubah asasnya dari Pancasila (pasal 2 anggaran dasar PMII) menjadi berasaskan Islam Aswaja Internasionalis. "Apabila PMII cuma berasaskan “Islam” tanpa Aswaja, jelas tidak sesuai dengan sub-kultur ideologi NU. Sedangkan “Internasionalis” menunjukkan sikap Kader PMII sebagai manusia (laki-laki dan perempuan) yang responsif dan bertanggung jawab terhadap dunia internasional yang terdiri dari suku-suku dan bangsa-bangsa," imbuh Anom menambahkan. (cih)
Terpopuler
1
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
2
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
3
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
4
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
5
Khutbah Jumat: Persatuan Umat Lebih Utama dari Sentimen Sektarian
6
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
Terkini
Lihat Semua