Peserta EMTC Masih Sesuaikan Diri dengan Kondisi Leeds
NU Online · Rabu, 12 Januari 2005 | 02:54 WIB
Leeds, NU Online
Para peserta Education Management Training Program (EMTP) yang terdiri dari 20 orang sudah tiba di Leeds Inggris pada hari Jum’at 7 Desember. Mereka menempuh perjalanan panjang selama sekitar 18 jam dari Jakarta - Leeds.
Kelompok 1, berangkat dari Jakarta – Hongkong – London dan kemudian baru ke Leeds sedangkan kelompok 2 berangkat dari Jakarta – Hongkong – Paris – Leeds. Di bandara Bradford Leeds mereka dijemput oleh Prof. Hywel Coleman bersama beberapa anggota Persatuan Pelajar Indonesia.
<>Sampai di penginapan di Broomhurst Hotel, 12 Chapel Lane, off Cardigan Road Headingley, Leeds, Hywel langsung memberikan briefing singkat tentang persiapan yang harus dilakukan selama menjalani pendidikan yang akan berlangsung selama sebulan.
Hari pertama dan kedua digunakan oleh para peserta untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang memang sangat berbeda dengan Indonesia, termasuk memenuhi perlengkapan yang kurang.
Perbedaan waktu antara Jakarta dan Leeds yang sekitar 7 jam menyebabkan perlunya penyesuaian waktu tidur. Jika di Jakarta pukul 12 malam, maka di Leeds baru pukul 5 sore. Banyak peserta yang pada hari-hari pertama tidak bisa tidur malam karena pola tidurnya masih menyesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Jam 1 malam mereka sudah pada bangun karena pada waktu tersebut Jakarta sudah pagi.
.
Musim dingin juga menyebabkan waktu malam hari sangat panjang. Subuh dimulai pada pukul 06.10 dan sampai jam 8 pagi keadaan masih gelap. Demikian juga jam 5 sore, keadaan sudah gelap sama seperti keadaan di Jakarta pada pukul 8 malam.
Waktu dhuhur tiba pada pukul 12.15 dan pada pukul 14.15 sudah tiba waktu Ashar. Pada pukul 16.10 sudah maghrib dan waktu Isya tiba pukul 18.00. pada musim dingin ini, waktu isya menjadi sangat panjang.
Menu makanan juga menjadi masalah bagi kebanyakan peserta karena menu yang disediakan berbeda dengan kebiasaan makan di Indonesia. Sehari-hari selama di rumah, mereka makan nasi, tetapi selama di Leeds, makanan yang disediakan berupa roti, sereal dan pasta, dan beberapa jenis makanan lainnya sehingga terasa aneh. Namun setelah beberapa kali menu tersebut disediakan, akhirnya bisa juga diterima, walaupun kerinduan terhadap nasi tidak dapat dihilangkan.
Semua makanan yang ada halal dan disekitar kampus atau city center juga banyak toko-toko muslim yang menyediakan makanan halal. Namun kebanyakan makanan tersebut sangat berciri khas arab dengan bumbu-bumbu yang sangat kental yang kurang sesuai dengan lidah orang Indonesia.
Hari Sabtu, terjadi hujan dan badai di Leeds. Tiupan angin sangat kencang, bahkan sampai menimbulkan suara yang sangat keras serta banyak ranting pohon yang jatuh berguguran. Para peserta lebih banyak berada di hotel sambil mendiskusikan langkah-langkah yang akan dilakukan sekaligus pembagian tugas antar peserta. Sore harinya, dating tamu dari PCI NU UK dan PPI Leeds.
Pada hari Ahad, pada peserta melakukan orientasi ke kampus. Rute bus mana yang akan diambil, turun dimana, lokasi kampus yang mana yang nantinya akan digunakan sebagai tempat kuliah, sampai dengan kemana mereka akan berhenti waktu pulang. Teman-teman dari PPI sangat membantu dalam hal ini.
Para peserta juga menyempatkan diri ke city center atau pusat kota Leeds untuk mencari beberapa keperluan yang belum ada seperti kartu telepon dan colokan listrik berkaki tiga.SIM Card yang biasa dipakai di Jakarta tidak bias digunakan di Leeds jika tidak didaftarkan untuk international roaming dan semua colokan listrik berkaki tiga yang berbeda dengan keadaan di Indonesia yang hanya dua.
Hari Senin, para peserta akan menuju kampus dan diperkenalkan dengan seluruh fasilitas yang ada serta mekanisme penggunaannya oleh Prof Hywel Coleman yang akan menjadi instruktur selama kuliah.
Secara umum, para peserta menikmati kondisi di Leeds karena semuanya serba teratur, tidak ada kemacetan lalu lintas dan fasilitas kota yang sangat baik serta masyarakatnya yang berdisiplin.
Program ini terselenggara atas kerjasama antara PBNU dengan British Council dengan mengirimkan para pengasuh pesantren senior untuk belajar tentang manajemen modern untuk bisa diterapkan di pesantren. Leeds University dipilih karena disini memiliki fakultas pendidikan yang sangat baik.(mkf)
Terpopuler
1
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
2
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
3
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
4
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Mudir 'Ali JATMAN: Tarekat adalah Warisan Asli Wali Songo
6
Hukum Makan Balut dalam Islam: Halal atau Haram? Ini Penjelasan Lengkap Ulama
Terkini
Lihat Semua