Jakarta, NU Online
Pasca pemilihan presiden, pondok pesantren hendaknya kembali ke jati dirinya sebagai wadah untuk melakukan pendidikan agama, dan pencerahan bagi setiap individu muslim. Selain itu pondok pesantren diharapkan, untuk terus memfungsikan sebagai wadah bersemainya kader-kader muslim yang terus mengembangkan semangat amar ma'ruf nahi mungkar.
Demikian dikemukakan Ketua Asosiasi Pondok Pesantren se Indonesia (PP RMI-NU), KH. A.Aziz Masyhuri kepada NU Online, Selasa (28/9) Menurut Aziz dalam musim pemilu yang lalu, tidak sedikit pesantren yang biasanya netral dari kehidupan politik menjadi bias. Karena banyaknya tokoh-tokoh yang datang, dan minta dukungan kepada mereka. Malah ada beberapa pimpinan pondok pesantren, yang dengan suka rela mengeluarkan tausiyah untuk mengarahkan santri-santri. Dan umat Islam pada umumnya, untuk memilih salah satu pasangan capres dan cawapres. Bahkan himbauan dan tausiyah itu disebarluaskan, ke perbagai media massa.
<>Namun yang harus dilakukan pasca pemilihan presiden ini, setiap pondok pesantren kembali ke jati dirinya. Kalau pun calon presiden, yang didukungnya menang harus senantiasa tetap menyuarakan kekritisannya sesuai dengan prinsip amar ma'ruf nahi munkar.
Sebaliknya, kalau capres yang didukungnya tidak menang, maka dengan hati bersih menyerahkan semua itu kepada Allah Swt, dan senantiasa siap membantu calon presiden terpilih. "Kedewasaan berpolitik itulah yang harus terus menerus dibangun oleh setiap umat Islam dalam menyikapi politik, termasuk di dalamnya kalangan pondok pesantren," ujar pengasuh pesantren Aziziyah Denanyar Jombang ini.
Pada bagian lain Aziz Masyhuri berharap, agar pemerintahan baru nanti memperhatikan betul eksistensi pondok pesantren. Pemerintah juga harus bersikap adil dalam memperhatikan pondok pesantren. Baik pondok pesantren yang mendukungnya, maupun tidak pada saat pilpres kemarin tidak memberikan dukungan kepadanya. Betapa pun pondok pesantren itu, punya peranan yang sangat penting dalam membangun moralitas bangsa Indonesia, dulu, kini dan masa mendatang.
Bagi pemerintahan baru, jangan menganggap bahwa pondok pesantren yang tidak mendukungnya sebagai sarang dari lawan. Tapi semua itu harus disikapi dengan arif, dan menganggap bahwa tidak mendukungnya keluarga besar pondok pesantren itu bukan lantaran tidak suka dengan salah satu calon, melainkan memang itu hasil pengamatan dari pimpinan pondok pesantren terhadap figur tertentu. "Saya yakin pemerintahan baru nanti akan arif dalam bersikap terhadap pondok pesantren, "ujar kyai yang selalu tampil bersahaja ini. (cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua