Warta

Pertemuan Remaja Katolik Sedunia Bahas Isu Iklim dan Lingkungan Hidup

NU Online  ·  Rabu, 16 Juli 2008 | 18:33 WIB

Sydney, NU Online
Puluhan ribu remaja Katolik dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Sydney, Australia, sejak Senin (14/07) kemarin, guna melangsungkan acara Pertemuan Remaja Katolik Sedunia yang berlangsung selama sepekan.

Sebagaimana diberitakan situs berita Jerman Deutsche Welle, pihak penyelenggara mencatat 225 ribu peserta yang ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dalam pertemuan remaja katolik tahun ini. Paus Agung Benediktus ke-16 turut hadir dalam pertemuan tersebut.<>

Perlindungan iklim dan lingkungan menjadi tema utama Pertemuan Remaja Katolik sedunia tahun ini. Tema-tema ekologi akan dihadirkan dalam berbagai kegiatan selama sepekan.

Dalam pidato sambutannya, Paus Benediktus ke-16 menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk mempunyai kesadaran lebih bagi alam dan pemeliharaannya. Alam adalah karunia Tuhan, dan manusia diperintahkan untuk menjaga karunia tersebut.

Para ilmuwan Australia juga ikut serta berpartisipasi dalam tema pertemuan tersebut. Mereka baru-baru ini mengingatkan konsekwensi dramatis akibat perubahan iklim. Kawasan pertanian terbesar Australia lembah Murray Darling menghadapi bencana ekonomi dan ekologi. Jika tidak segera ditanggulangi kerusakan lingkungan sistim sungai di selatan Australia itu tidak dapat diperbaiki.

Sejak 10 tahun terakhir kawasan pertanian itu terganggu akibat dampak kemarau yang berlangsung begitu lama Penyebab utama terjadinya bencana kemarau adalah pelepasan emisi CO 2. Menurut prediksi ilmiah, hingga tahun 2070 suhu di negara bagian Australia, Victoria dapat naik tiga derajat celcius setiap tahun, jika tidak dilakukan penurunan produksi emisi CO 2 secara drastis. Setiap kenaikan temperatur berarti bertambahnya kerusakan lingkungan di Murray Darling.

Menjelang keberangkatannya ke Sydney, Paus Benediktus ke-16 menegaskan bahwa gereja tidak akan mencampuri masalah teknologi dan politik perlindungan lingkungan, namun harus menghadapi tantangan ekologi secara serius dan efisien. (dw/atj)