Warta

Perlu Aturan Kampanye Untuk Hindari Bentrok Antar Parpol

NU Online  ·  Selasa, 28 Oktober 2003 | 06:56 WIB

Jakarta, NU.Online
Komisi Pemilihan Umum (KPU) diharapkan segera menyusun aturan kampanye yang jelas dan mengikat.Untuk menghindari bentrokan antar partai politik yang akan melakukan sosialisasi atau kampanye yang suhunya sudah mulai menaik.

"Selama ini para pemimpin parpol hanya bisa mengumpulkan massa, tetapi tidak dapat mengkoordinasi dan mengarahkan mereka," kata Deputy Director Centre for Electoral Reform (Cetro) Hadar Gumay di Jakarta, Selasa, menanggapi masih panasnya situsi di Kabupaten Buleleng, Bali, pasca bentrok antar pendukung Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

<>

Kondisi makin parah, karena masing-masing pemimpin partai kurang sensitif terhadap perkembangan dan dinamika politik di suatu daerah, seperti Bali."Sehingga ketika akan melakukan kegiatan partainya, tidak lagi mempertimbangkan apakah dapat diterima atau tidak oleh masyarakat didaerah yang telah memiliki bendera partai politik tertentu," ujarnya.

Pemasangan atribut partai yang dilakukan tanpa mempertimbangkan fanatisme suatu komunitas terhadap sebuah partai politik, akan menimbulkan bentrokan antarpendukung masing-masing partai politik.

Karena itu, lanjut dia, agar bentrokan serupa tidak terulang lagi, terutama pada masa kampanye, maka KPU perlu segera merumuskan aturan kampanye, seperti lokasi dan waktu pemasangan atribut dapat dilaksanakan tanpa menyinggung pihak-pihak tertentu.

Hadar Gumay menilai, saat ini aturan yang ada belum dapat mengatur secara matang aturan kampanye. "Masih ada bolong-bolongnya, sehingga dapat dengan mudah memicu bentrok fisik antapendukung parpol, jadi masih perlu aturan yang lebih jelas di tingkat bawah," ujarnya.

Sehari setelah bentrok massa pendukung PDI Perjuangan dan Partai Golkar yang menewaskan dua orang, sekelompok penyerang bertopeng melempari beberapa rumah dengan bom molotov di Kecamatan Bayuning, Kabupaten Buleleng, Senin (27/10)malam.

"Beberapa rumah di kota Buleleng hampir terlalap api pada penyerangan Senin malam," ungkap petugas yang menyelidiki kasus penyerangan tersebut, Brigadir Satu Ngurah Darma, kepada AFP, Selasa (28/10). Dia menambahkan, polisi masih menyelidiki keterkaitan pelemparan bom tersebut dengan bentrok massa PDI-P dengan Golkar.

Darma menjelaskan, kelompok penyerang dengan bersenjatakan pedang dan kapak, ada yang mengendarai mobil jenis jeep dengan bak terbuka, dan ada yang berjalan kaki.

Menurut dia, pihaknya telah menangkap pelaku pelemparan bom molotov tersebut dan menyita empat mobil jeep, bom molotov, pedang, dan kapak. "Tidak ada korban dan kami telah menahan orang yang mengaku melempar bom tersebut," ungkap Darma.(Ant/AFP/Cih)***