Rais Syuriyah PBNU KH Makruf Amin berharap para pengurus NU saat ini dapat memperbaiki komitmen NU sesuai dengan cita-cita pendiri, yaitu islahul ummah atau perbaikan umat dalam berbagai bidang, agama, ekonomi, sosial, kebudayaan dan lainnya.
“Bagaimana kita bisa menjadi umat yang berkualitas, bukan hanya umat yang baik, tetapi umat yang terbaik, khiara ummah,” katanya dalam pembukaan halaqah Penyusunan Buku Landasan Konsepsional Penanganan Risiko Bencana Berbasis Komunitas dalam Perspektif Islam di Jakarta, Jum’at (23/5).<>
Sejak masa lalu, para ulama NU telah terlibat dalam membantu berbagai penanganan masalah negara dan bangsa. Saat Indonesia mengalami tingkat kelahiran bayi yang tinggi, ulama membantu memberi pengarahan dalam program KB. Kali ini, ketika bencana silih berganti melanda Indonesia, ulama juga siap memberikan bantuannya.
‘Kami menyambut gembira atas upaya dan keterlibatan para ulama NU dalam penanganan bencana,” ujarnya.
Dijelaskannya, dalam ushul fikh, sudah terdapat beberapa kaidah yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko bencana, diantara adalah bahaya harus dihilangkan, meminimalisir bahaya, memperbesar maslahah dan jangan sampai menghilangkah satu bahaya dengan menimbulkan bahaya yang lebih besar.
“Dalam Al Qur’an juga ada ayat yang artinya “Hendaklah kamu takut kalau meninggalkan anak cucumu dalam keadaan yang lemah’,” yang bisa digunakan untuk melegitimasi pentingnya mencegah terjadi bencana,” paparnya.
Keterlibatan ulama, menurut Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini sangat tepat karena peran mereka sangat dihargai ulama. “Apa yang dikatakan oleh para ulama NU insyaallah akan didengan ummat,” tandasnya
Sementara itu direktur United Nation Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN-OCHA) Ignacio Leon kerjasama yang dilakukan dengan NU dikarenakan NU merupakan organisasi ulama yang memiliki jaringan yang sangat luas di Indonesia.
UN-OCHA juga berkomitmen untuk membantu Indonesia yang merupakan negeri yang berada dalam ring of fire banyak gunung berapi, banjir, kerusakan lingkungan dan lainnya. Ia juga mengatakan pentingnya moral dalam menjalankan pembangunan.
Para ulama yang terlibat dalam program ini berasal dari tiga kabupaten yang dianggap rawan bencana, yaitu Cilacap yang rawan tsunami, Pandeglang yang rawan gempa dan Majalengka yang memiliki risiko banjir yang cukup tinggi.
Sebanyak 90 orang dai dan khatib akan mendapatkan pelatihan dan selanjutnya mereka diharapkan mampu menyebarluaskan pengetahuan tentang kebencanaan pada 450 orang atau masing-masing orang diharapkan bisa mengajari minimal 5 orang lainnya (mkf)
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
2
Upah Guru Ngaji menurut Tafsir Ayat, Hadits, dan Pandangan Ulama
3
Pakar Linguistik: One Piece Dianggap Representasi Keberanian, Kebebasan, dan Kebersamaan
4
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
5
IPK Tinggi, Mutu Runtuh: Darurat Inflasi Nilai Akademik
6
2 Alasan LPBINU Bandung Sosialisasikan Literasi Bencana untuk Penyandang Disabilitas
Terkini
Lihat Semua