Jakarta, NU.ONline
Para cukong yang diduga terlibat dalam kasus perusakan kawasan hutan Gunung Leuser sehingga menyebabkan banjir bandang menelan ratusan korban warga Bukit Lawang, Langkat, Sumut, diduga kuat telah melarikan diri ke luar negeri.
Sumber-sumber pebisnis kayu di Medan yang dikutip Antara, Kamis (6/11), mengabarkan kemungkinan para perusak hutan Gunung Leuser itu telah melarikan diri ke luar negeri karena mereka khawatir Polda Sumut memeriksanya.
<>Akibat pembabatan hutan Gunung Leuser yang semakin tidak terkendali menjadikan sekitar 42.000 hektare hutan gundul dan rusak, ketika banjir bandang menghantam kawasan wisata Bahorok, Bukit Lawang ribuan kayu balok hanyut dan kini menumpuk di lokasi bencana.
Kayu hasil tebangan tersebut sebelumnya banyak dijual kepada para pengusaha kayu di kota Medan, kayu yang paling banyak digemari adalah jenis meranti. Ribuan meter kubik kayu berbagai jenis kini menumpuk di seputar kawasan bencana Bahorok, bila dijual nilainya mencapai miliaran rupiah.
Rumor yang berkembang di kalangan masyarakat Bukit Lawang, kayu hasil curian dari Gunung Leuser diduga banyak dijual ke PT RJ di Medan. Dalam kaitan ini, masyarakat Bukit Lawang mendesak Polda Sumut menangkap dan mengusut tuntas perusak hutan Gunung Leuser yang kini dikabarkan sudah ke Singapura dan Malaysia. Para cukong kayu itu diduga juga bersekongkol dengan oknum aparat sehingga pembabatan hutan terus berlangsung dengan aman.
Korban Tewas 101
Sementara itu, dari lokasi bencana dilaporkan, pencarian Tim SAR dan tim evakuasi dari TNI/Polri, Kamis (6/11) kemarin, kembali menemukan delapan jenazah korban banjir Bahorok. Dengan begitu jumlah korban tewas menjadi 109 orang dan korban hilang 134 orang.
Kedelapan jenazah yang ditemukan itu terdiri atas dua perempuan, empat laki-laki dan dua orang anak laki-laki. Kondisi mereka sangat mengenaskan, tubuh sudah bengkak, kulit mengelupas, dan mengeluarkan bau. Hingga Kamis pukul 16.00 WIB, sebagian dari jenazah sudah dikebumikan. Sementara beberapa lainnya masih berada di pelataran masjid Bustanul Mukminin, Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Langkat.
Hingga kini korban banjir masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih. Sedangkan pasokan bahan makanan sudah mulai mengalir. Pantauan di lapangan, areal di sekitar pinggiran sungai Bahorok yang sudah dibersihkan terlihat semakin melebar. Namun di beberapa bagian masih belum dibersihkan sehingga aroma bau tercium bahkan dari helikopter sekalipun.
Bantuan Untuk Korban
Sementara itu bantuan untuk korban banjir ini terus mengalir dari berbagai lembaga maupun perorangan. Bantuan yang diberikan berbentuk beras, gula, mi instan, minyak tanah, maupun uang tunai. Gubernur Sumut HT Rizal Nurdin memberikan bantuan dalam bentuk uang senilai Rp 100 juta dan bantuan uang lainnya senilai Rp 19 juta.
Sejumlah partai politik di Sumut juga membuka posko di lokasi bencana. Namun, keluarga para korban maupun warga setempat tampaknya kurang peduli terhadap kehadiran para pengurus parpol.
Menko Kesra Jusuf Kalla, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menkimpraswil Sunarno, bersama sejumlah anggota DPR, Panda Nababan dan Taufik Kiemas, melakukan kunjungan kerja ke lokasi bencana juga membawa sejumlah bantuan. Jusuf Kalla sebagai Koordinator Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) memberikan bantuan uang Rp 1 miliar yang diserahkan kepada Gubernur Sumut dalam bentuk cek. Dana tersebut diberikan untuk biaya operasional pemulihan kawasan bencana.
Bantuan yang sama juga diberikan oleh Mensos senilai Rp 300 juta untuk diberikan kepada korban tewas masing-masing Rp 2 juta. Bantuan pirbadi dari Taufik Kiemas Rp 97 juta. Di samping itu, pemerintah sendiri akan mengalokasikan dana sebesar Rp 50 miliar untuk pemulihan kawasan. ” DPR telah menyetujui agar pemerintah mengalokasikan dana Rp 50 miliar untuk memulihkan kawasan wisata Bohorok,” ujarnya kepada wartawan di lokasi bencana.
“Dana tersebut belum tentu semuanya terpakai karena untuk membangun perumahan saja hanya dibutuhkan sekitar Rp 5 miliar bagi 500 kepala keluarga (KK),” ujar Menteri Sosial (Mensos), Bachtiar Chamsyah, usai sidang kabinet di Sekretariat Negara, Jl. Veteran, Jakarta.
Dijelaskan, dana itu segera disalurkan, di mana tiap KK akan mendapat Rp 10 juta untuk membagun rumah. Sedangkan bagi keluarga korban yang tewas akan diberi uang santunan masing-masing Rp 2 juta. Hingga kini, bantuan yang telah dikeluarkan sebesar Rp 1,5 mili
Terpopuler
1
Baca Doa Ini untuk Lepas dari Jerat Galau dan Utang
2
Cara KH Hamid Dimyathi Tremas Dorong Santri Aktif Berbahasa Arab
3
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
4
Apel Akbar 1000 Kader Fatayat NU DI Yogyakarta Perkuat Inklusivitas
5
Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2025, Jamaah Mulai Berangkat 2 Mei
6
Pengurus Ranting NU, Ujung Tombak Gerakan Nahdlatul Ulama
Terkini
Lihat Semua