Warta

Pengembangan Pertanian Organik Tak Sekedar Ganti Label

NU Online  ·  Rabu, 22 Juli 2009 | 21:46 WIB

Jombang, NU Online
Mengubah sistem pertanian konvensional menjadi sistem pertanian organik harus didasari oleh perubahan perilaku dan kesadaran atas kondisi pertanian saat ini. Penerapan sistem pertanian organik bukan sekedar mengganti penggunaan pupuk dan pestisida kimia dengan bahan pertanian berlebel organik.

Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang Muhammad Subhan mengatakan, kebijakan pengembangan sistem pertanian organik harus diarahkan pada usaha menjaga keseimbangan alam dan keberlangsungan lahan pertanian.<>

Saat ini kondisi lahan pertanian kian terpuruk akibat penggunaan produk-produk pertanian seperti pupuk dan pestisida berbahan kimia yang mengurangi kesuburan tanah.

“Kebijakan pengembangan pertanian organik harus diarahkan pada pengembangan pertanian yang ramah lingkungan. Karena harus disadari bahwa saat ini lahan pertanian kita kesuburannya berkurang,” katanya, Senin (20/7), seperti dikutip kontributor NU Online Muhammad Syafi'i.

Selain itu, lanjut Subhan, tujuan penting dari pengembangan pertanian organik adalah mengembalikan kemandirian petani yang selama ini ‘dikuasai’ oleh sistem pasar dan kebijakan. Menurutnya, salah satu problem pelik dalam pertanian selama ini adalah ketergantungan petani pada pupuk dan pestisida buatan pabrik.

“Seharusnya pengembangan pertanian diarahkan pada pengembangan kemandirian petani. Dimana dalam memenuhi kebutuhan produksinya, petani bisa menyediakan sendiri mulai dari penyediaan benih, pupuk, hingga pestisida. Sehingga petani tidak lagi tergantung pada pabrik,” ujar Alumni Politeknik Pertanian Negeri Jember ini.

Senada, aktifis Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU Jombang, Luthfi Prasetyo Aji, mengatakan, menciptakan budaya pertanian organik di kalangan petani harus didasari dengan kesadaran akan pentingnya mengembalikan keberdayaan petani.

Dalam mengembangkan pertanian organik dan usaha peningkatan kesejahteraan petani, lanjut Luthfi, pemerintah seharusnya lebih mengedepankan peningkatan sumberdaya petani dalam memahami kontek pertanian organik.

“Meskipun berganti organik, tetapi pupuk, obat-obatan dan pestisidanya tetap beli dari pabrik ya sama saja. Petani tetap akan terus merugi,” tandas dia.

“Bertani organik itu tidak harus membeli. Jadi, yang harus diupayakan oleh pemerintah adalah mengajak petani agar tidak lagi tergantung pada produk pabrik,” lanjut Luthfi. (yus)