Richard Tanter dari The Nautulis Institute Australia mengatakan pendidikan di Barat semisal Australia dan Jepang tak lepas dari problematika. Demikian dikatakannya dalam diskusi bersama santri pondok pesantren Hasyim Asyâari Bangsri Jepara, Ahad malam (30/1). Menurutnya, di Australia penduduk pribumi kaum Aborigin masih dianaktirikan daripada pendatang bangsa kulit putih.
Sementara di Jepang, lanjutnya pendidikan yang diajarkan disana masih terkesan otoriter. Artinya peserta didik tidak bisa berlaku kritis terhadap yang disampaikan oleh guru. Selain itu, masih minim dalam berdialog.<>
Pengasuh pondok pesantren Hasyim Bangsri, KH Nuruddin Amin mengatakan kedatangan Prof Ricard ke Jepara dalam rangka meneliti PLTN yang rencananya akan dibangun dibangun di semenanjung Muria, Jepara. âSehingga momen malam ini kami manfaatkan untuk berdialog dengan santri,â kata Gus Nung, panggilan akrab KH Nuruddin Amin.
Gus Nung menambahkan, Prof Richard di kabupaten Jepara dijadwalkan selama dua minggu. âSetelah home-stay di hotel Segoro hingga Selasa (01/02) Richard selanjutnya mukim di pesantren kami,â tambahnya.
Hadir dalam kesempatan dialog malam itu, Neng Hindun Anisah, istri Gus Nung, Hadi Lempe (teaterawan asal Pekalongan) dan Asyari Muhammad (PC Lesbumi NU Jepara) serta ratusan santri putra-putri pondok Hasyim Asyâari Bangsri Jepara. (qim)Â Â Â Â
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua