Pendataan Sukarelawan Asing Masih Dalam Batas Kewajaran
NU Online · Rabu, 12 Januari 2005 | 00:53 WIB
New York, NU Online
Koordinator kantor PBB untuk Bantuan Kemanusiaan (OCHA) Kevin Kennedy menilai, sikap militer Indonesia yang mengharuskan pekerja kemanusiaan internasional melapor dan meminta izin khusus untuk memasuki daerah-daerah tertentu di NAD berkaitan dengan bantuan korban bencana tsunami merupakan hal yang wajar.
Hal itu dinilainya wajar mengingat masih adanya konflik dengan kelompok separatis di kawasan tersebut. "Kerjasama dengan pemerintah setempat, termasuk personil militernya, sangat bagus meskipun untuk memasuki tempat-tempat tertentu kami harus melapor dulu," katanya kepada wartawan di Markas PBB New York, Rabu (12/12).
<>Keharusan melapor dan meminta izin khusus tersebut, kata Kennedy, tentunya juga untuk kepentingan keselamatan para pekerja kemanusian yang datang dari berbagai negara itu. Sejauh ini keharusan melapor tersebut tidak sampai mengganggu gerakan para pekerja kemanusiaan untuk menolong korban bencana tsunami, katanya.
Berdasarkan laporan terbaru dari lapangan, kata Kennedy, belum semua korban tsunami di Aceh yang terjangkau oleh bantuan. "Kemungkinan masih banyak korban yang berada di bukit-bukit dan mereka sulit untuk mencari bantuan," katanya.
Distribusi bantuan ke Aceh, terutama ke pesisir baratnya, masih merupakan tantangan berat. Sebagian besar daerah bencana di Aceh sudah bisa dijangkau dengan helikopter, namun untuk jalan darat masih berat.
Akses jalan dari Banda Aceh menuju ke Melabouh rusak berat sepanjang ratusan kilometer. "Perjalanan lewat jalur selatan lebih memungkinkan, tapi memakan waktu hingga tiga hari," katanya.
Berbeda dengan di Srilanka di mana semua kawasan bencananya kini sudah bisa dijangkau lewat darat karena sebagian besar infrastruktur jalannya masih bisa dipakai, di Aceh ratusan kilometer jalan hancur, tambahnya.
Hingga kini belum ada data resmi mengenai jumlah orang yang harus mendapatkan pertolongan di Aceh meskipun distribusi bantuan terus dilakukan dari Banda Aceh. Bahkan di Bandara Banda Aceh kini rata-rata terdapat 200 penerbangan tiap hari.
"Dalam keadaan biasa di bandara itu hanya ada tiga kali penerbangan per hari," ujarnya. Sebanyak 300.ribu paket makanan yang dihimpun PBB juga sudah dibagikan kepada para pengungsi.(Ant/Dul)
Terpopuler
1
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
2
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
3
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
4
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Mudir 'Ali JATMAN: Tarekat adalah Warisan Asli Wali Songo
6
Hukum Makan Balut dalam Islam: Halal atau Haram? Ini Penjelasan Lengkap Ulama
Terkini
Lihat Semua