Warta

Pembangunan Sarana-Prasarana Makam Gus Dur akan Telan Rp 100 M Lebih

NU Online  ·  Selasa, 16 Februari 2010 | 07:14 WIB

Jombang, NU Online
Makam KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sudah dipastikan menjadi obyek wisata religius. Untuk tahap awal, Pemkab Jombang akan melakukan penataan dengan menganggarkan dana sekitar Rp 10 miliar. Penataan itu salah satunya untuk pembebasan lahan parkir seluas empat hektar.

Kepastian itu terungkap setelah adanya pertemuan antara Pemkab Jombang, DPRD Propinsi Jatim, DPRD Jombang, serta pengasuh pondok pesantren Tebuireng di rumah KH Salahudin Wahid alias Gus Solah, Selasa (16/2).<>

Agus Riadi, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jombang, mengatakan, pengembangan makam mantan presiden RI ke 4 itu dibagi menjadi tiga tahap. Yakni, jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Untuk jangka pendek meliputi dana sebesar Rp 10 miliar. Dana tersebut diantaranya untuk pembebasan lahan seluas 4 hektar untuk parkir pengunjung. "Selain itu juga untuk pembangunan fasilitas lainnya. Kita menargetkan pembangunan itu selesai tahun ini," kata Agus dalam presentasinya di depan forum seperti dilansir beritajatim.com.

Sedangkan untuk jangka menengah, Agus menyebut anggaran sebesar Rp 103 miliar. Anggaran itu salah satunya untuk perbaikan dan pelebaran jalan menuju komplek pondok pesantren Tebuireng. Pembangunan jangka menengah ini ditargetkan selesai pada 2011.

"Dan yang terakhir adalah pembangunan jangka panjang yang menelan sebesar Rp 32 miliar. Untuk jangka panjang, kami menargetkan selesai pada 2012. Untuk teknisnya masih kita bahas," tambah Agus menjelaskan.

Hal senada juga dikatakan oleh bupati Jombang, Suyanto. Menurut Suyanto, mengingat besarnya anggaran, maka pemkab Jombang akan melakukan sharing dengan pemerintah propinsi Jatim. Bahkan jika memang diperlukan maka pihaknya juga akan mengusulkan ke pemerintah pusat.

Berapa prosentasi masing-masing? Kata Suyanto, metode untuk pembangunan makam Gus Dur itu tidak tepat jika dilakukan sharing prosentase. Alasannya, hal itu akan terganjal problem akutabilitas. Yang lebih tepat, menurutnya adalah sharing masing-masing item. "Semisal pembangunan fasilitas A untuk pemerintah propinsi, fasilatas B untuk pemkab Jombang, dan fasilitas C kita serahkan untuk pusat," papar bupati dua periode ini.

Usai menggelar pertemuan, seluruh yang hadir melihat lokasi pemakam Gus Dur. Mulai dari pintu masuk, pintu keluar, hingga lokasi makam. "Kita akan menindaklanjuti usulan pemkab Jombang ke propinsi. Yang intinya membangun makam Gus Dur menjadi wisata religi," kata wakil ketua komisi D DPRD Jatim, Mahdi.

Sementara itu pengasuh ponpes Tebuireng, KH Salahudin Wahid, juga menyambut baik rencana yang digulirkan oleh pemkab Jombang. Pasalnya, seiring dengan bergulirnya waktu, makam kakaknya it uterus ramai didatangi pengunjung. "Kalau memang Pemkab Jombang tidak mampu, sudah selayaknya pemerintah pusat turun tangan," pungkas Gus Solah. (mad)