Warta
Pejabat Berlatar Belakang NU Diharap Bantu Organisasi
NU Online · Kamis, 4 September 2008 | 12:59 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah berharap para pejabat yang memiliki latar belakang NU, baik yang menjadi bupati atau walikota maupun para anggota DPRD di Jawa Timur membantu pengembangan organisasi NU.
“Kita sekarang berusaha agar para kepala daerah dan ketua-ketua fraksi yang merupakan kader NU, apapun partainya, bisa duduk bersama dengan ketua cabang NU, kemudian membicarakan, untuk tahun depan bisa membangun madrasah berapa, merehab pesantren dan lainnya,” katanya dalam perbincangan dengan NU Online baru-baru ini.<>
Komitmen moral ini dinilainya sangat penting mengingat upaya pengembangan lembaga pendidikan di NU, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional seringkali diabaikan dan proposal yang diajukan tidak diterima. “Kalau proposal tok kan numpuk ngak ada realiasasinya,” tandas pengasuh pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini.
Ia menuturkan, untuk pengembnagan pendidikan dilingkungan NU saat ini berfokus pada tiga hal, yaitu kelembagaan, kurikulum dan sarana prasarana.
“Untuk pengembangan kelembagaan dan kurikulum, jangan sampai menghilangkan jati diri pesantren,” terangnya.
Demikian pula, ia berharap sekolah-sekolah yang dikelola oleh NU yang saat ini mutunya masih biasa-biasa saja bisa ditingkatkan menjadi sekolah unggulan.
“Kalau mungkin pesantren bisa mengembangkan akademi sesuai kebutuhan di daerahnya, misalnya akademi kesehatan, akademi keperawatan, akademi kebidanan atau sekolah tinggi ilmu kesehatan. Nanti lembaga ini menjadi penunjang pendidikan pesantren,” imbuhnya. (mkf)
Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah berharap para pejabat yang memiliki latar belakang NU, baik yang menjadi bupati atau walikota maupun para anggota DPRD di Jawa Timur membantu pengembangan organisasi NU.
“Kita sekarang berusaha agar para kepala daerah dan ketua-ketua fraksi yang merupakan kader NU, apapun partainya, bisa duduk bersama dengan ketua cabang NU, kemudian membicarakan, untuk tahun depan bisa membangun madrasah berapa, merehab pesantren dan lainnya,” katanya dalam perbincangan dengan NU Online baru-baru ini.<>
Komitmen moral ini dinilainya sangat penting mengingat upaya pengembangan lembaga pendidikan di NU, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional seringkali diabaikan dan proposal yang diajukan tidak diterima. “Kalau proposal tok kan numpuk ngak ada realiasasinya,” tandas pengasuh pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini.
Ia menuturkan, untuk pengembnagan pendidikan dilingkungan NU saat ini berfokus pada tiga hal, yaitu kelembagaan, kurikulum dan sarana prasarana.
“Untuk pengembangan kelembagaan dan kurikulum, jangan sampai menghilangkan jati diri pesantren,” terangnya.
Demikian pula, ia berharap sekolah-sekolah yang dikelola oleh NU yang saat ini mutunya masih biasa-biasa saja bisa ditingkatkan menjadi sekolah unggulan.
“Kalau mungkin pesantren bisa mengembangkan akademi sesuai kebutuhan di daerahnya, misalnya akademi kesehatan, akademi keperawatan, akademi kebidanan atau sekolah tinggi ilmu kesehatan. Nanti lembaga ini menjadi penunjang pendidikan pesantren,” imbuhnya. (mkf)
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
2
Upah Guru Ngaji menurut Tafsir Ayat, Hadits, dan Pandangan Ulama
3
Pakar Linguistik: One Piece Dianggap Representasi Keberanian, Kebebasan, dan Kebersamaan
4
IPK Tinggi, Mutu Runtuh: Darurat Inflasi Nilai Akademik
5
PBNU Minta PPATK Tak Ambil Kebijakan Serampangan soal Pemblokiran Rekening Menganggur
6
2 Alasan LPBINU Bandung Sosialisasikan Literasi Bencana untuk Penyandang Disabilitas
Terkini
Lihat Semua
