Pada pertengahan Maret 2011 yang lalu, Pengurus Harian PCNU Jombang mengadakan rapat pengurus. Rapat tersebut menindaklanjuti surat edaran PWNU Jatim tentang pembentukan Aswaja Center di masing-masing PCNU.
Dalam rapat tersebut disepakati pembentukan pengurus Aswaja Center Jombang. Ketua yang dipilih adalah Kiai Muhammad Maksum dan sekretaris Yusuf Suharto. Sedangkan KH Wazir Ali ditunjuk sebagai ketua atau Koordinator penelaah bersama KH Abd Kholik Hasan dan KH Mujib Adnan.<>
Selanjutnya dalam pertemuan konsolidasi tiga bulanan PCNU Jombang dengan MWC se Jombang pada Ahad (27/03) yang dilaksanakan di MWC Mojowarno, kepengurusan Aswaja Center Jombang dilantik oleh PCNU Jombang, bersamaan dengan pelantikan pengurus baru Sarbumusi, Pergunu dan beberapa lembaga baru dan pengurus lembaga/lajnah Pergantian Antar Waktu.
Sebagaimana diketahui Aswaja Center adalah program yang digagas PWNU Jawa Timur. Pertama kali diluncurkan pada peringatan puncak Harlah ke-85 PWNU Jatim. Wakil Sekretaris PWNU Jatim Rubaidi MA sebagaimana dilansir website Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur mengatakan, Aswaja Center ini merupakan pusat kajian tentang doktrin (ajaran) ahlusunah wal jamaah. Kajian ini berpedoman pada referensi kitab-kitab muktarobah (kitab rujukan utama para kiai).
”Kajian dengan mengambil rujukan dari kitab muktarobah ini, bukan menunjukkan bahwa NU sebagai organisasi tekstual (berdasarkan kitab semata, red) tetapi NU akan membuktikan sebagai organisasi yang kontekstual (sesuai dengan kondisi umat,red). Karena dalam kajian itu akan ditarik benang merah antara teks yang ada di kitab muktarobah kemudian disesuaikan dengan kondisi umat saat ini,” katanya.
Dia mengatakan, dasar pemikiran peluncuran Aswaja Center ini karena di internal NU mulai ditemukan adanya disparitas (perbedaan) pemikiran mengenai paham ahlussunah wal jamaah. Selain itu sudah ada sebagian internal NU yang sudah tidak sejalan dengan ruh ahlusunah wal jamaah.
Selain itu, saat ini hubungan antara umat dengan kiai juga semakin merenggang. Renggangnya hubungan ini karena adanya distorsi (pengurangan) pemahaman yang disebabkan faktor politik, sosial dan ekonomi di masyarakat.
”Hubungan kiai dengan masyarakat renggang, karena banyak kiai yang terjun di ranah politik maupun karena kesenjangan sosial yang disebabkan faktor ekonomi. Diharapkan dengan adanya Aswaja Center ini dapat menjembati kesenjangan yang ada di masyarakat,” ungkapnya. (yus, mus)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua