Warta

PBNU Prihatin dan Kutuk Pengeboman di London

NU Online  ·  Sabtu, 9 Juli 2005 | 06:43 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merasa prihatin dan mengutuk keras pengeboman yang terjadi di sejumlah stasiun kerata api dan bis kota di London pada Kamis (7/7). Tindakan ini bertentangan dengan prinsip kemanusiaan dan jatidiri NU.

“Pengeboman ini merupakan perbuatan keji yang patut dikutuk yang menyebabkan kekerasan dan terror pada masyarakat,” tandas ketua PBNU HM Rozy Munir semalam (8/7).

<>

Dikatakan oleh mantan menteri BUMN tersebut bahwa peledakan yang menimbulkan korban meninggal lebih dari 50 orang tersebut harus diatasi secara bersama-sama oleh masyarakat dunia untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama. “Perlu ada komitmen bersama, dialog antara agama, pertemuan people to people, bukan hanya pemimpin negara. Ini akan mengurangi terjadinya kekerasan,” imbuhnya.

Rozy Berpendapat bahwa masalah terorisme memang kompleks. Ada kaitannya dengan peristiwa 9/11, perang Irak, masalah Palestina dan lainnya. Kekerasan yang dibalas dengan kekerasan akan menimbulkan kekerasan baru. “Tapi apapun yang dilakukan adalah kekerasan pada masyarakat internasional dan ini perlu dikutuk. Teroris tidak mengenal peri kemanusiaan,” tegasnya.

Namun demikian, ditegaskannya bahwa ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah agama. Islam adalah agama damai. Ini sudah masuk wilayah politik yang memiliki tujuan penguasaan kekuatan untuk menguasai dan mempengaruhi dunia.

Ditambahkannya bahwa untuk mencapai tujuan atau cita-cita, seseorang atau satu kelompok masyarakat tidak boleh menggunakan kekerasan, apalagi dengan melakukan pengeboman. Semuanya harus melalui cara-cara yang bertanggung jawab.

Menurut asumsinya, peledakan ini juga untuk memberi daya kejut luar biasa pada pertemuan Negara-negara G-8 yang sedang melakukan persidangan di Gleneagles. Penjelang pertemuan tersebut, dunia internasional juga mengkampanyekan penghapusan utang negara-negara Afrika yang miskin.
 
NU sendiri terus berupaya untuk mensosialisasikan Islam agama rahmatan lil alamin, agama kedamaian yang memberi rahmat bagi seluruh alam. Ini secara tegas telah ditetapkan dalam visi, misi serta tujuannya.

PBNU juga telah membantu berbagai konflik yang berkaitan dengan masalah agama dan keadilan, baik dalam taraf lokal, regional maupun internasional seperti di Aceh, Ambon, Thailand Selatan dan lainnya.

Untuk itu NU telah menyelenggarakan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) pada Februari 2004 lalu serta aktif dalam gerakan moral nasional yang melibatkan seluruh tokoh agama dan nasionalis.(mkf)