Warta

PBNU Diminta Jadi Mediator Muslim Pattani

NU Online  ·  Ahad, 27 Maret 2005 | 14:52 WIB

Pekalongan, NU Online 
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengaku dirinya diminta oleh Raja Thailand untuk mendamaikan kasus pemberontakan muslim di negara tersebut.

Pernyataan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi itu disampaikan di hadapan peserta Muktamar X Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mutabaroh An Nadliyah  di Pendopo Kabupaten Pekalongan, Minggu (27/3).
 
"Hari ini ( Minggu -red) saya bersama kontingen muslim Indonesia akan ke Thailand untuk bertemu dengan Raja Thailand dengan muslim di sana," katanya. Namun, lanjut dia, kepergiannya ke Thailand ini belum bisa dipastikan akan membawa hasil. Sebab tindakan para muslim di Indonesia juga masih banyak membawa masalah dan belum dapat diselesaikan oleh warga  nahdliyin. "Karena itu, masalah-masalah yang dihadapi muslim di Indonesia menjadi kewajiban ahli Thoriqoh untuk membimbingnya," pintanya.

<>

Sementara itu, Ketua Umum Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mutabaroh An Nadliyyah, KH Habib Luthfi Ali Bin Yahya mengatakan, beberapa kejadian dan cobaan yang menimpa bangsa Indonesia  bukan merupakan suatu malapetaka tetapi suatu cara pendewasaan  berpikir seseorang. "Karena itu, dalam kesempatan ini kami minta agar sesuatu rezeki yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat," katanya.

Ditempat yang sama Presidan Susilo Bambang Yudhoyono yang hadir membuka acara mengajak kepada seluruh jam'aah thariqot untuk membantu menyelesaikan krisis bangsa dengan mengembangkan ajaran-ajaran thariqoh yang dapat menyejukan hati serta dapat membimbing umat kepada perbaikan akhlakul kharimah. "Upaya ini jika terus dilakukan akan membawa dampak perbaikan akhlak, bukan saja hubungan antar sesama Tuhan, tetapi juga hubungan sesama manusia," ujarnya di hadapan ribuan peserta Muktamar Thariqot.

Karena, lanjut SBY, hingga saat ini pemerintah masih kesulitan untuk memberantas tindak pidana korupsi dan kejahatan lainnya yang merusak ketatanegaraan "Tidak mudah untuk memberantas korupsi dalam waktu cepat, sebab tindakan itu sudah lama berurat akar. Untuk itu kita mengharapkan peran serta para jama'aah thariqot untuk mencari solusi dari persoalan ini," katanya.

Presiden mengatakan, tindakan untuk memberantas korupsi dan kejahatan lainnya sudah lama dilakukan, tetapi hingga sekarang hasilnya masih jauh dari harapan. "Namun demikian kita tidak boleh menyerah untuk memerangi tindakan kejahatan tersebut," katanya menandaskan. Ia menegaskan, siapapun yang melakukan tindakan kejahatan pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal dari Tuhan sehingga cepat atau lambat pasti akan merasakannya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengajak pada alim ulama dan para ahli thoriqoh untuk ikut memerangi tindakan kejahatan korupsi dan  tindakan kejahatan lainnya."Kami mengajak pada ahli thoriqoh agar mengajak umat untuk memerangi kejahatan korupsi," katanya. Presiden SB Yudhoyono tiba di Alun-Alun Kabupaten Pekalongan tepat pukul 09.50 WIB dengan menggunakan tiga pesawat helikopter  milik TNI- AU dan meninggalkan acara Muktamar tepat pukul 11.50 WIB.

Ikut hadir dalam kesempatan itu, Menko Kesra Prof DR Alwi Shihab,  Menko ESDM Purnomo Yusdiantoro, Menag M Mahtuh Basyuni, Jaksa Agung  Abdurrahman Saleh, Gubernur Jateng H. Mardiyanto, dan Ketua MUI Jateng KH Habib Luthfi Ali bin Yahya.(cih)