Para Pemimpin Agama Sepakat Membangun Peradaban Hijau
NU Online · Rabu, 5 November 2008 | 12:04 WIB
Para pemimpin agama dalam konferensi Agama-Agama untuk Perubahan Iklim sepakat untuk mendorong semua fihak dalam upaya membangun Peradaban Hijau (Green Civilization) yang pro lingkungan, pro rakyat miskin, dan pro spirit keagamaan dan kearifan lokal guna mengembalikan kondisi semesta raya yang lestari dan berfungsi sebagai kesatuan sistem penygga kehidupan.
Kesepakatan yang dibacakan oleh Pdt Frans Ladestam Sinaga ini ini merupakan bagian dari deklarasi yang dihasilkan oleh konferensi yang berlangsung pada 2-5 November di Jakarta.<>
Konferensi ini diselenggarakan oleh Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan (GNKL-NU) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia. Acara ini diikuti oleh 124 tokoh agama peduli lingkungan yang mewakili agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu.
Para tokoh agama ini berpendapat, upaya penyelamatan lingkungan ini perlu dilakukan secara sinergis dengan mengedepankan asal kebersamaan, kesesamaan, keadilan, keterbukaan dan pengelolaan berkelanjutan serta memberikan ruang partisipasi aktif dan ruang kelola bagi masyarakat di tingkat akar rumput dalam melakukan tindakan inovasi, mitigasi, adaptasi.
Upaya tersebut lebih difokuskan pada, pengembangan eco business atau pengembangan ekonomi berbasis ekologi, Pengembangan energi alternative dan energi terbarukan, serta menolak PLTN, Penyelamatan mata air dan pengelolaan daerah aliran sungai, pengembangan akses dan pengelolaan lahan serta pengembangan hutan secara lestari dan berkelanjutan, pengembangan teologi dan edukasi perilaku hidup, pencegahan dan pemberantasan terhadap setiap upaya perusakan lingkungan hidup, pengelolaan sampah dan limbah, pengembangan green market serta kegiatan lain yang meminimalisir kerentanan kondisi alam semesta.
Selanjutnya, para pemimpin agama tersebut akan membentuk Jaringan Multireligi untuk Pembelajaran, inovasi, adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim sebagai arah dan wadah strategis pembelajaran perubahan iklim bagi pemimpin dan umat beragama di Indonesia.
Acara konferensi ini juga dikunjungi oleh Pangeran Charles, putra mahkota kerajaan Inggris yang menyempatkan diri untuk berdialog dengan peserta pada Senin (2/11) sore.
Ketua GNKL Anas Taher berharap deklarasi ini benar-benar bisa menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan, yang terutama semakin merugikan kelompok kaum miskin di sekitar lingkungan yang mengalami kerusakan. (mkf)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
4
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
5
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
6
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
Terkini
Lihat Semua