Nasional

Dubes AS Kunjungi PBNU, Bahas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Jadi Contoh bagi Dunia

NU Online  ·  Selasa, 12 Agustus 2025 | 20:15 WIB

Dubes AS Kunjungi PBNU, Bahas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Jadi Contoh bagi Dunia

Dubes AS Peter M Haymond bertemu Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2025) (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Duta Besar Amerika Serikat Peter M Haymond berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2025). Kehadiran Dubes Haymond disambut langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Ketua PBNU H Ahmad Suaedy di Lantai 3 Gedung PBNU.


Haymond menjelaskan, tujuan utama pertemuan ini adalah berdialog langsung dengan Ketua Umum PBNU sekaligus membahas kerukunan umat beragama di Indonesia.


Menurutnya, kerukunan umat beragama di Indonesia merupakan kepentingan bersama yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat dunia.


"Pertemuan hari ini dengan Ketua Umum PBNU untuk membicarakan kepentingan bersama terkait harmoni masyarakat dari berbagai latar belakang," tuturnya.


Ia menilai, Nahdlatul Ulama memiliki peran penting dalam memelihara nilai-nilai toleransi di tengah keberagaman umat beragama di Indonesia.


"Kami kagum dengan kerja-kerja PBNU yang baik dalam merawat harmoni di Indonesia," imbuhnya.


Haymond menambahkan, kebinekaan di Indonesia merupakan contoh nyata keharmonisan masyarakat dari berbagai latar belakang.


Di tengah keberagaman etnis, bahasa, dan agama, masyarakat Indonesia mampu hidup berdampingan secara damai. Nilai-nilai ini, menurutnya, bukan hanya perlu dilestarikan, tetapi juga disebarluaskan agar dapat menjadi teladan bagi masyarakat dunia, terutama di tengah meningkatnya konflik global.


Senada, Ketua PBNU H Ahmad Suaedy mengungkapkan bahwa Haymond sempat menyinggung topik-topik toleransi yang umumnya disuarakan oleh kelompok minoritas.
Keberadaan NU sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, namun tetap konsisten menyuarakan isu toleransi, dinilainya membawa pengaruh positif yang bisa menjadi contoh bagi dunia.


"Dia (Haymond) bilang biasanya orang atau kelompok yang menginginkan toleransi dan perlindungan minoritas itu biasanya kalangan minoritas," ujar Suaedy.


"NU yang super besar justru aspirasinya kebebasan beragama, perlindungan minoritas, dan lain-lain," imbuhnya.


Suaedy menambahkan, dalam pertemuan tersebut Gus Yahya juga menyampaikan pandangan terkait keterlibatan internasional dan perluasan upaya PBNU dalam mendorong perdamaian global. Hal ini, kata dia, disambut positif oleh Dubes AS.


Selain itu, dibahas pula peluang kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan, khususnya di lingkungan pesantren.


"Karena kita cerita tentang pesantren dan pesantren itu tempat kita engage dengan harmoni juga jadi dia (Dubes AS) menawarkan kerja sama program lebih lanjut," ujarnya.