Kepanitiaan Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama resmi dibubarkan, Rabu (5/5) di kantor aula kantor PBNU Jakarta. Pembubaran panitia ditandai dengan penyerahan laporan pertanggungjawaban panitia, dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan dan hasil-hasil muktamar dari Ketua Panitia Pusat KH Hafidz Usman kepada Syuriyah PBNU baru yang diwakili KH Masdar Farid Mas’udi.
Pembubaran panitia dihadiri Sekretaris Panitia Taufiq R Abdillah, Bendahara Asmui Suhaimi dan segenap panitia pusat, serta Ketua Panitia Daerah dari Makassar Prof Dr Moehtar Noerjaya.<>
Ketua Panitia Pusat Muktamar ke-32 NU KH Hafidz Utsman dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas jerih payah seluruh panitia pusat dan daerah. Terimakasih juga disampaikan untuk masyarakat Sulawesi Selatan yang mendukung pelaksanaan Muktamar ini.
“Terimakasih terutama untuk yang muda-muda yang akan memimpin NU di masa mendatang. Kami salut atas usaha dan kegigihan dalam mensukseskan muktamar,” kata Kiai Hafidz.
Dalam kesempatan itu Kiai Hafidz menegaskan panitia bersikap netral dan tidak memihak salah satu calon Rais Am dan Ketua Umum PBNU.
Kiai mengakui memang ada beberapa kesalahan yang terjadi dalam proses persidangan muktamar. Misalnya adanya pengesahan atau penerimaan laporan pertanggung jawaban PBNU sebelum penyampaian pemandangan umum dari perwakilan pengurus wilayah se-Indonesia, yang kemudian pengesahan itu dicabut lagi.
“Saya tidak tahu apakah pemimpin sidang yang salah atau jangan-jangan malah yang bersangkutan tidak tahu. Dan ini kesalahan yang sangat fatal, sudah kita koreksi. Namun perlu kami tegaskan bahwa ini bukan kesengajaan panitia,” katanya.
Di hadapan panitia dan pengurus baru, Kiai Hafidz mewakili panitia juga menyampaikan berbagai koreksi terkait teknis pelaksanaan muktamar. “Ini perlu saya sampaikan agar muktamar ke depan bisa berlangsung lebih baik,” kata Kiai Hafidz.
Ketua Panitia Daerah Muktamar Moehtar Noerjaya dalam kesempatan itu menyampaikan, masyarakat Sulawesi Selatan menilai Muktamar NU secara keseluruhan berlangsung sukses. Pihaknya dalam kesempatan itu juga meminta PBNU bersilaturrahim dengan sejumlah tokoh di Makassar.
Acara pembubaran panitia diakhiri dengan mushafahah atau bersalaman antar panitia secara bergiliran dan membentuk lingkaran disertai pembacaan shalawat. (nam)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua