Warta

Pak Ud Bukan Hanya Milik NU, tapi Milik Bangsa

Senin, 15 Januari 2007 | 05:56 WIB

Jombang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyebut KH Yusuf Hasyim bukan hanya milik NU, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia. "Hari ini seluruh warga NU kehilangan, termasuk juga Republik Indonesia, karena Pak Kiai Yusuf Hasyim adalah tidak hanya tokoh NU, tapi tokoh bangsa," ujarnya.

Hal itu dikatakan Hasyim saat menghadiri pemakaman KH Yusuf Hasyim (Pak Ud) yang juga putra bungsu pendiri NU KH Hasyim Asyari itu, Senin (15/1). Cucuran air mata dari ribuan santri mengiringi jenazah Pak Ud yang dimakamkan secara militer di pemakaman keluarga di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

<>

Selain Hasyim, tampak hadir sejumlah kiai dan politisi dalam pemakaman ini. Di antaranya KH Sholahudin Wahid (Gus Solah), Yenni Abdurrahman Wahid, para ulama Jawa Timur, dan para Legiun Veteran Jawa Timur.

Selama masa hidupnya, Pak Ud dikenal sebagai tokoh NU yang terlihat sering berseberangan dengan keponakannya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berkali-kali, polemik antara Gus Dur dengan Pak Ud menghiasi media massa.

Pak Ud menyandang banyak bintang penghargaan. Antara lain, Bintang Gerilya, Satya Lencana Kesetiaan, Satya Lencana Madya, dan sejumlah bintang penghargaan lainnya. Ia ternyata merupakan purnawirawan tentara.

Almarhum Pak Ud yang meninggal dunia dalam usia 77 tahun dimakamkan di samping makam KH Adlan Ali, anggota keluarga besar Pondok Pesantren Tebuireng. Upacara militer dipimpin oleh Letkol Yoga dengan pasukan dari Kodim 0814/Jombang.

Dengan meninggalnya Pak Ud, maka saat ini Pesantren Tebuireng dikelola oleh adik Gus Dur, KH Salahuddin Wahid alias Gus Solah. Pak Ud telah menyerahkan pesantren ini kepada Gus Solah sejak enam bulan lalu.

Dalam riwayat tentarannya, Pak Ud berpangkat terakhir sebagai Letnan Satu (Lettu). Semasa hidupnya, Pak Ud pernah bertugas sebagai perwira menengah di Kodim 0814/Jombang, memimpin Laskar Hizbullah, Ansar, dan terlibat dalam beberapa gerakan operasi militer.

Sebelum dimakamkan, jenazah Pak Ud disalatkan oleh para pelayat. Para pelayat tampak salat di depan jenazah Pak Ud bergantian sejak pagi di masjid Pondok Pesantren Tebuireng.

Sebelum dimakamkan, jenazah Pak Ud diserahterimakan oleh pengasuh pondok pesantren Gus Solah kepada pihak militer. Setelah itu, jenazah dibawa ke tempat pemakaman. Sekitar pukul 10.30 WIB, rentetan tembakan salvo mengiringi dimasukkannya jenazah Pak Ud ke liang lahat. (sbh)