Pagi Ini, PBNU Berangkatkan Puluhan Dokter dan Perawat Ke Aceh
NU Online · Rabu, 12 Januari 2005 | 18:30 WIB
Jakarta, NU Online
Untuk membantu penyelamatan para korban tsunami dari gangguan gangguan penyakit, dan infeksi berbahaya lainnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)memberangkatkan puluhan dokter dan perawat ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Para relawan tersebut akan bertugas di Banda Aceh, Meulaboh dan Bireuen selama kurang lebih satu (1) bulan.
Demikian pernyataan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H. Rozi Munir dalam konferensi pers yang digelar tadi malam, Rabu (12/1) di Gedung PBNU, Jakarta.
<>“Setelah awal minggu kemarin kami mengirimkan bantuan berupa pakaian, makanan, beras, uang dan obat-obatan sebanyak 5 kontiner, kami terpanggil untuk membantu penyelamatan korban-korban tsunami dari ancaman berbagai penyakit pasca bencana, termasuk penyakit infeksi berbahaya lainnya. Besok, Kamis (13/1), kami akan memberangkatkan 30 orang dokter, dan sejumlah perawat sebagai relawan ke Aceh,” kata ketua tanfidziyah PBNU yang akrab dipanggil Rozi ini.
Menurut Rozi, dari 30 orang dokter tersebut, tidak dikirim secara langsung, namun direncanakan secara bergantian. “Untuk besok, ada 10 orang dokter yang akan diberangkatkan bersama-sama sejumlah tenaga perawat kesehatan Kamis (13/1) pagi ini, pukul 06.30 WIB,” tutur mantan anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) tersebut.
Kenapa baru diberangkatkan 10 orang dokter, menurutnya, skemanya memang dijadwal demikian, jadi nanti akan dilakukan pergantian tugas sehingga masing-masing akan bisa memberikan pelayanan kemanusiaan dengan stamina prima, sehingga bisa maksimal.
Sampai hari ini, selain 10 orang dokter yang berangkat besok, kami mendapat komitmen dari PWNU Jawa Timur. Saat ini, menurut Rozi, pengurus di Jawa Timur sudah menyiapkan 20 orang dokter, yang akan siap menggantikan tim dokter yang diberangkatkan besok pada beberapa hari yang akan datang.
Ketika ditanya, kira-kira berapa hari relawan NU akan mampu bertahan di Aceh, mantan menteri BUMN periode kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid ini pun memaparkan perhitungan PBNU. “Mengenai kemampuan para relawan yang dokter dan perawat untuk bertahan di medan pengungsian di Bireuen, Meulaboh dan Banda Aceh, menurut kami belajar dari pengalaman puluhan relawan yang sudah berada di sana, yang semula sebelum ke Aceh, pernah mengatakan sanggup bertahan 2 bulan, namun harus berpikir ulang setelah berhari-hari berada di daerah yang sudah hancur oleh tsunami, dengan situasinya yang serba darurat, memiliki kendala transportasi atau keterbatasan logistik, dan juga bau yang semakin menyengat, kemungkinan para relawan NU hanya akan mampu bertahan dalam satu bulan, untuk para dokter akan diganti secara bergiliran setiap 10 hari sekali,” paparnya.
Meski kami berencana bertahan sebulan, kata Rozi, pihaknya mengaku perlu juga memikirkan mengenai keterbatasan tenaga medis bila para dokter dari tim medis tentara-tentara asing harus meninggalkan Aceh karena terbentur deadline yang ditentukan pemerintah.
Sesampai di NAD nanti, tim yang dipimpin Rozi munir langsung besok, sudah ditunggu Menko Kesra Alwi Sihab untuk didengar skema kerjanya. “Kami telah menyiapkan tiga posko yang masing-masing ada di Bireuen, Meulaboh, dan Banda Aceh. Tim dokter yang kami kirim bersama perawat akan disebar ke posko-posko itu untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para pengungsi di sana,” ungkapnya.
Dr. Sahrizal, ketua lembaga sosial mabarot (LSM) yang mendampingi Rozi dalam konferensi pers tadi malam juga menjelaskan skema pelayanan kemanusiaan para relawan dari PBNU di lokasi-lokasi bencana di NAD. “Selain posko kesehatan, kami juga memiliki skema pelayanan kesehatan yang bersifat mobile. Ini perlu dilakukan untuk mengatasi kendala transportasi yang dihadapi oleh pengungsi, juga tidak sedikit pengungsi-pengungsi yang tinggal di rumah-rumah penduduk,” ungkap Sahrizal yang juga menyebutkan relawan kesehatan yang dikirim PBNU akan membawa obat-obatan sebanyak 13 koli.
Masih berkaitan dengan skema para relawan kesehatan NU, Rozi mengungkapkan, PBNU juga akan membantu biaya hidup dan pendidikan sekitar 1300 anak-anak Aceh korban tsunami.
“Saat ini baru 300 anak yang pendidikannya ditangani pesantren-pesantren (baca: dayah) NU di NAD. Saat ini baru 300 anak, minggu depan 300 anak, begitu terus secara bertahap hingga total 1300-an anak. Sejumlah 300 anak yatim piatu tersebut untuk sementara ditampung di 4 pondok pesantren di wilayah Banda Aceh. Ke empat pesantren tersebut antara lain, Mahyaul ulum ( 50 anak), Ruhul Fatayat (20anak), Umul Aimah (
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua