Warta

Oksponen Muda NU dan PDIP Bentuk Garda Republik

NU Online  ·  Selasa, 25 Mei 2004 | 00:17 WIB


Jakarta, NU-Online
Pasangan Mega – Hasyim semakin mematangkan langkah menuju kursi kepresidenan. Garda Republik, barisan pemuda gabungan eksponen dari unsur NU dan PDIP pun dideklarasikan, Senin malam. Mampukah ormas baru ini mengantarkan duet Mega – Hasyim meraih kemenangan?.

Mereka yakin, bahwa GR akan memuluskan kemenangan Mbak Mega dan Cak Hasyim. Jumlah anggotanya saja dikalaim lebih dari tujuh juta pemuda. Bahkan menurut Ketua Umumnya, Andi Djamaro, terhitung dua hari sejak dideklarasikan, GR akan berdiri di tiga puluh dua provinsi. Setelah itu GR akan berdiri di empat ratus  lebih kabupaten, semua kecamatan dan Tempat Pemungutan Suara (TPS),”kata Djamaro.

<>

Luasnya wilayah kerja GR hingga  TPS di seluruh Indonesia cukup menjadi petunjuk, bahwa pendiriannya tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan meloloskan Mega – Hasyim sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Apakah itu berarti organisasi yang melibatkan nama-nama pengurus PBNU dan menteri kabinet gotong royong sebagai dewan pembinanya  akan berbentuk lasykar atau para militer yang lazim dari partai politik?

Kesan ini justru ingin dihapus oleh Djamaro, ketua umumnya. Djamaro berharap masyarakat tidak menafsirkan demikian. “Kami justru ingin GR lebih menampilkan aspek telektualnya,”katanya.

Ketua Umum GR yang juga salah seorang ketua PBNU ini lantas mengungkapkan,”Kami ingin menjadikan Garda Republik sebagai perisai Republik untuk melawan nilai-nilai negatif dari luar yang telah merobek-robek ketertiban hukum dan tatanan di negeri tercinta ini,”kata Djamaro obsesif.

Harapan yang sama juga disampaikan oleh Calon Wakil Presiden PDIP, KH. Hasyim Muzadi dalam sambutan deklarasi GR di Hotel Borobudur (24/5) malam hari. Muzadi mengungkapkan,”Hendaknya perkumpulan GR bersifat visioner. Karena hanya dengan persamaan visi dari masing-masing, perkumpulan ini akan bisa mempertahankan Republik Indonesia,”tandasnya. Karena itu, perkumpulan ini jangan menonjolkan otot atau fisik, atau kekerasan,”kata Muzadi.

Para petinggi PDIP dan NU seperti Sabam Sirait, dan KH. Hafidz Ustman pun tampak  khidmat menyimak pidato sambutan Muzadi.

Atas sarannya kepada jajaran GR, Muzadi menjelaskan alasannya,”Bangsa kita sejak lama mencari keteladanan, kejujuran dari kepemimpinan, dan bukan kekerasan atau umpatan-umpatan,”ucap Muzadi yang disambut tepukan hadirin.

Karena keteladanan, kejujuran dari kepemimpinan itulah bentuk sesungguhnya dari kekuatan yang benar,”tandasnya. Karena itu Muzadi mengajak seluruh anggota GR untuk menunjukkan nilai-nilai keteladanan, dan kejujuran itu ke tengah-tengah masyarakat, bahkan saat pengawasan di TPS-TPS,”ajaknya.(Dul)