Jakarta, NU.Online
Negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) memulai pertemuan pejabat tinggi (SOM) di Malaysia, Sabtu dengan seruan agar "pasukan
asing--AS dan sekutunya-- keluar dari Irak" dan memberi kesempatan kepada PBB untuk memulihkan ketertiban dan membangun kembali negara itu.
Sekjen OKI, organisasi internasional yang beranggotakan 57 negara, Abdelouahed Belkeziz mengatakan dari seluruh kasus yang melibatkan Muslim, masalah pendudukan Irak dan Palestina agaknya memerlukan perhatian serius.
<>Kepada seluruh peserta SOM yang menyiapkan diri untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI di Putrajaya, pekan depan dia mengatakan dunia Islam sedang "berhadapan dengan badai" dalam tiga tahun ini sejak KTT terakhir di Doha, Qatar tahun 2000.
Kejatuhan global setelah serangan 11 September 2001 di AS mengakibatkan penyerbuan ke Afghanistan, pendudukan Irak, "kampanye menentang Islam, kebudayaan Islam dan momentum yang berkaitan dengan Islam".
Rakyat Irak "sedemikian menderita akibat pendudukan di negara mereka, perampasan kedaulatan, penyangkalan kemerdekaan, penghancuran, penjarahan dan pembakaran negara mereka," kata Belkeziz.
Dia meminta komitmen Islam untuk menjawab situasi yang berkembang menyusul penyerbuan pimpinan AS "dengan pandangan menyelamatkan Irak dan membantu rakyatnya".
Sekjen PBB Kofi Annan diperkirakan akan hadir ketika kepala-kepala negara dari lebih 35 negara bertemu pada 16-17 Oktober mendatang. Delegasi Dewan Pemerintah Irak dukungan AS diperkirakan juga akan menghadiri KTT OKI di pusat pemerintahan baru Malaysia, Putrajaya.
Belkeziz juga mengecam Israel karena gagal menghidupkan komitmen proses perdamaian. "Di Palestina, situasi terus memburuk akibat kenakalan pemerintah Israel untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan peta jalan perdamaian".
"Israel terus menyeruak dengan praktik-praktik ilegalnya dengan menghukum rakyat Palestina". Belkeziz mengatakan pertemuan delapan hari itu, yang berakhir pada 18 Oktober, juga akan membahas tantangan-tantangan besar yang dihadapi umat Islam yang muncul dari terorisme dan globalisasi serta "kampanye melawan Islam, Muslim, dan hak-hak manusia".
Konflik-konflik lain yang akan dibahas dalam KTT antara lain situasi di Afghanistan, Kashmir, Azerbaijan, Filipina dan Somalia.(ANT/AFP/Reuters/Cih)
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
3
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
4
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
5
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
6
Badai Perlawanan Rakyat Pati
Terkini
Lihat Semua