Warta

NU Salurkan Bantuan Uang

NU Online  ·  Rabu, 12 Januari 2005 | 08:16 WIB

Banda Aceh, NU Online
Bukan hanya bantuan pakaian, makanan dan obat-obatan, PBNU juga menyalurkan bantuan uang untuk membantu meringankan para korban Tsunami, khususnya untuk bantuan pendidikan anak yatim piatu dan pembangunan pesantren di bumi Nangroe Aceh Darussalam.

Bantuan di serahkan langsung ketua umum Tanfidziyah PBNU, KH. Hasyim Muzadi kepada ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nangroe Aceh Darussalam Teungku H. Nuruzzahri, di Banda Aceh, kemarin (Selasa,11/1) dalam kunjungannya dengan beberapa tokoh agama, seperti KH. Zainudin MZ, Ketua PGI Pendeta Nathan Setiabudi, dan pimpinan Media Group Surya Paloh.

<>

Bantuan senilai 30 juta tersebut di berikan sementara untuk sekitar 300 anak yatim piatu yang sementara ditampung di 4 pondok pesantren di wilayah Banda Aceh. Ke empat pesantren tersebut antara lain, Mahyaul ulum ( 50 anak), Ruhul Fatayat (20anak), Umul Aimah (150 anak), Babus Salam (80 anak). "30 juta tersebut untuk biaya sementara anak yatim piatu yang sudah di tampung, dan bantuan uang untuk biaya pendidikan akan dikirim dalam waktu dekat," ungkap KH. Hasyim Muzadi kepada NU.Online yang menemani kunjungannya ke Aceh tersebut.

Biaya tersebut, lanjut mantan Cawapres PDIP itu, berdasarkan estimasi kebutuhan hidup mereka di pesantren, baik kebutuhan makan, pendidikan dan uang saku mereka dan selebihnya akan diusahakan oleh pengasuh pesantren tersebut. Menurutnya tiap-tiap anak akan menerima 100 ribu per bulan per anak. "Jadi 30 juta itu untuk 300 anak yang sementara baru bisa di tampung dan nanti jika sudah bertambah jumlahnya akan kita bantu lagi, bantuan ini akan rutin kita berikan, dan PBNU juga akan membantu pembangunan kembali ponpes yang rusak," katanya.

Dijelaskan Hasyim, NU juga menyelenggarakan penampungan yatim piatu dan lembaga penampungan bagi ibu dan anak. Untuk pengelolaan Posko Yatim Piatu Nahdlatul Ulama telah mengirim 40 relawan sedangkan untuk pendampingi ibu dan anak dikirim 45 relawan. Di samping itu Nahdlatul Ulama juga mengirim 15 tenaga medis dan 50 relawan dari Jakarta untuk evakuasi.

Nahdlatul Ulama juga mengirim sejumlah santrinya, untuk membangkitkan semangat hidup masyarakat yang kehilangan (tewas) 104.000 anggota keluarganya dan ribuan lainnya masih belum jelas keberadaannya (hilang). "Dalam waktu dekat santri asuhan KH. Idris Marzuki Lirboyo akan di kirim untuk melakukan rehabilitasi mental mereka dengan terapi batin, karena yang dilakukan oleh para psikiatris ini saja belum cukup, selain itu mereka juga akan menjadi guru disana," ungkap Hasyim.

Hasyim menyatakan dirinya dan sejumlah pengurus NU lainnya akan terus mengunjungi provinsi di ujung Sumatera itu untuk memulai tahap rehabilitasi. "Pada tahap ini diperlukan koordinasi yang intensif dengan fokus pemberdayaan masyarakat, karena masyarakat setempatlah yang menentukan masa depan mereka sendiri," katanya.

Prioritas lainnya adalah penyelengaraan kesehatan melalui rumah sakit keliling. "NU sudah berangkatkan 3 mobile kesehatan keliling  lengkap dengan dokter dan obat-obatan yang akan mendatangi pasien ke tempat-tempat yang belum terjangkau," tambahnya.

Sementara itu, ketua PWNU (NAD) Teungku H.Nuruzzahri mengatakan saat ini berdasarkan data yang dikumpulkan di Aceh masih terdapat 12 pesantren yang utuh dari 100 pesantren NU di Aceh yang masih bisa digunakan untuk menampung yatim piatu korban Tsunami. Ke 12 ponpes tersebut setidaknya dapat menampung 1330 anak. Diantara pesantren tersebut yakni, Ponpes Ummul Aiman di Samalanga Bireun (150 anak), Ponpes Babussalam Al-Aziziyah di Jeneb Bireun (100 anak), Ponpes Darul Huda di Langsa Aceh Timur (120 anak), Ponpes Al-Muna di Perlak Aceh Timur (100 anak), Ponpes Malikus Shaleh di Panton Labu Aceh Utara (100 anak), Ponpes Al-Falah Abu Lam'u di Lam'u Aceh Besar (100 anak), Al Hasan Al-Aziziyah di Karueng Bate Pidie (60 anak), Jumala Amal di Leung Putu Pidi (50 anak), Madrasah Umul Qur'an di Aceh Besar (200 anak), Mahyar Ulum di Sibre Banda Aceh (50 anak) dan Al-Manar di Cut Ire, Krueng Banda Aceh (100 anak)

"Bantuan kepada anak-anak ini merupakan prioritas yang dapat dilakukan PWNU di wilayahnya. Penampungan anak yatim sekolah itu, sesuai dengan arahan PBNU dimaksudkan agar anak-anak Aceh korban gempa dan tsunami bisa bersekolah seperti saudaranya di daerah lain dan agar tidak terjadi generasi yang hilang (lost generation) di sana," kata mantan Rais Syuriah PWNU ini.

Ditambahkannya saat ini Posko NU terdapat di Banda Aceh, Lhokseumawe, Sigli, Meulaboh dan Blang Pidie. Posko ini yang akan di jadikan tempat penampungan bantuan 6 tronton NU yang sedang dalam perjalanan.