NU Jatim: Pembunuhan Kiai Di Lumajang Provokasi Kepada NU
NU Online · Selasa, 2 Desember 2003 | 09:19 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) KH Drs Ali Maschan Moesa MSi menilai pembunuhan kiai asal Jatiroto, Lumajang, KH Asmuni Ishak (27/11) merupakan upaya provokasi kepada warga NU.
"Motif kasus pembunuhan itu sampai sekarang masih dendam pribadi, tapi tidak menutupkan kemungkinan motif kriminal itu dimanfaatkan atau ditunggangi motif politik, karena itu warga NU jangan terpancing," katanya di Surabaya, Selasa.
<>Pengasuh Pesantren Al-Husna, Jemurwonosari, Surabaya itu mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi tentang hasil penyelidikan tim PWNU Jatim yang melibatkan PCNU Lumajang mengenai kasus pembunuhan kiai Asmuni yang dilakukan enam orang tak dikenal dengan memakai topeng.
Menurut dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, jika warga NU mudah terpancing maka tujuan dari orang yang melakukan provokasi akan merasa berhasil sehingga dia akan mengulangi upaya provokasi itu berkali-kali sehingga bermotif politik.
"Karena itu, saya sudah meminta PCNU Lumajang untuk meredam MWC NU Jatiroto agar tenang tapi tetap waspadai terhadap upaya provokasi kepada warga NU untuk tujuan dan skenario yang lebih besar," kata alumnus S-2 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.
Hingga kini, katanya, PWNU Jatim telah menerima laporan resmi dari PCNU Lumajang tertanggal 1 Desember 2003 bahwa motif kasus itu masih bersifat kriminal murni tapi PCNU setempat juga masih menyelidiki kemungkinan adanya motif politik di balik kasus pembunuhan kiai Asmuni itu.
Secara terpisah, Koordinator Posko Pesantren untuk Kasus Pembunuhan Kiai (KPP KPK) Gus Afthon Ilman Huda menyatakan kasus pembunuhan KH Asmuni di Jatiroto, Lumajang (27/11) dan H Rofik di Semboro, Jember (30/11) memiliki perbedaan proses pembunuhan sehingga motifnya sangat berbeda.
"Kalau kasus pembunuhan di Jember bersifat kriminal murni, tapi kasus pembunuhan di Lumajang memiliki kejanggalan sebagai kasus kriminal, karena itu kami terus menelusuri kemungkinan pelakunya adalah orang yang terlatif," katanya.
Menurut salah satu pengasuh Pesantren Al-Fattah, Jember itu, kejanggalan pembunuhan kiai Asmuni di Lumajang ada pada cara membunuh dengan membelah kepala dengan senjata tajam sehingga korban langsung tewas, karena kepala korban terbelah sedalam
beberapa sentimeter.
"Kami belum dapat menyimpulkan bahwa pelakunya terlatih, karena kami masih mengupayakan visum. Yang jelas, cara membunuh seperti itu sangat janggal, karena penjahat biasanya membunuh dengan menusuk perut atau leher, bukan kepala," katanya.
Sementara itu, informasi dari sumber lain yang tak mau disebutkan namanya bahwa kasus Lumajang membuktikan provokasi mirip kasus santet/ninja pada 2001 tampaknya sudah dilakukan orang-orang tak bertanggungjawab.
"Menjelang kejadian di Lumajang itu ada perintah dari oknum aparat kepada Pagarnusa untuk menjaga rumah tokoh se-Lumajang, kecuali rumah kiai Asmuni, bahkan sidik jari yang ditemukan di rumah kiai Asmuni juga disebutkan dari desa sebelah," katanya.
Selain itu, katanya, provokasi mirip kasus Lumajang juga sudah menjalar ke Jember, seperti SMS (surat menyurat singkat via handphone) kepada KH Muchit Muzadi yang berbunyi "Hati-hati Ninja Muncul Lagi."
Ketika dikonfirmasi hal itu, KH Muchit Muzadi yang juga Rois Syuriah PBNU itu mengelak untuk berkomentar yang memanaskan situasi, namun masyarakat disarankan untuk berhati-hati karena kasus kriminal murni sangat mungkin ditunggangi untuk tujuan provokasi.
"Saya tak mau berkomentar secara berlebihan, karena kasus itu merupakan urusan aparat yang berwenang, tapi masyarakat memang harus hati-hati, karena kasus kriminal itu dapat ditunggangi orang tak bertanggungjawab," katanya.(mkf)
Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
6
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
Terkini
Lihat Semua