"Al-Muhaafadhah 'alaa al-qadiem al-shaalih wa l-akhdz bi l-jadied al-ashlah" atau mempertahankan yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik, kaidah inilah yang selama ini menjadi inspirasi kaum Nahdliyin menunaikan tugas pengkhidmatannya di masyarakat hususnya di bidang da'wah sehingga tetap terjalin harmoni.
Dari pinsip inilah NU terlepas dari perangkap āmujadalahā yang kurang berarti atau debat kusir sekitar persoalan budaya dan tradisi masyarakat tertentu. Sepanjang budaya dan tradisi itu berdampak positif bagi kehidupan masyarakat dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip aqidah ahlussunnah wal jama'ah.<>
āMemelihara budaya atau tradisi masyarakat adalah bagian dari upaya NU memelihara harmoni kehidupan sosial dan proteksi terhadap pengaruh budaya luar yang destruktif dan menggerogoti akhlaq bangsa Indonesia,ā kata H Abdul Azizi Mahfuf, rais syuriyah PCNU Wonogiri ketika memberikan pembekalan dihadapan warga NU peserta Konferensi MWCNU Kec. Purwantoro, beberapa hari yang lalu.
Budaya adi luhung bangsa Indonesia seperti, menjunjung tinggi sikap tasamuh (toleran/tenggang rasa), tawassuth (moderat), tawazun (berkeseimbangan) dan i'tidal (berkeadilan/tegak lurus) adalah modal dasar bangsa Indonesia memelihara dan mensyukuri anugerah Allah berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dari ancaman disintegrasi.Ā
Sementara itu, H. Mubarok, SKM, Ketua PCNU setempat menegaskan bahwa Konferensi, selain mekanisme organisasi yang mesti ditaati oleh pengurus, juga merupakan proses regenerasi dan kaderisasi, agar semua potensi yang ada dapat terakomodasi dan tersalurkan sehingga keberadaan NU akan semakin dirasakanĀ peran dan kontribusinya bagi warga dan masyarakat luas.
āKhusus mengenai pemilihan pengurus baru, hendaknya kita lebih mengutamakan para kader yang siap bekerja keras, ikhlas, memahami NU dan melayani kebutuhannya, bukan NU yang melayani kebutuhan pengurusnya serta bersih dari berbagai kepentingan pragmatis,ā ujarnya.
Penyelenggaraan Konferensi MWC NU inipun dipadukan dengan program "Rihlah Maulidiyah PCNU" yang dijadualkan akan berlangsung sepanjang bulan Rabiul Awwal tahun ini di setiap MWC se- Kabupaten Wonogiri.
"Walhasil, di bulan Maulid ini, kumandang lantunan Shalawat Nabi SAW. harus merata menghiasi bumi 'Gajah Mungkur' ini agar seluruh masyarakat dapat menikmati kedamaian, keselamatan dan keberkahan dalam hidupnya," demikian harapan salah seorang sesepuh NU setempat kepada NU Online pada saat peliputan berita ini. (arm).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
4
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
5
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Hari Spesial di Dalamnya
6
Kelola NU Laksana Pemerintahan, PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan
Terkini
Lihat Semua