Warta

NU DKI Harus Jadi Tuan Rumah

NU Online  ·  Selasa, 28 Desember 2004 | 10:15 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua umum Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta, H. Fauzi Bowo mengatakan NU di Jakarta harus menjadi tuan rumah di kota sendiri.Karena pada dasarnya secara kultur warga Jakarta adalah Warga NU.

Karena hampir di seluruh penjuru Jakarta, terdapat tradisi tahlilan, ziarah kubur, istighotsah, barzanjian, dan sejenisnya yang lazim dilakukan warga NU. Masalahnya, kenapa hanya sedikit warga Jakarta yang mengaku sebagai warga NU?

<>

“Inilah problem dan tantangan NU kedepan dan ini pula yang yang harus kita kerjakan, NU DKI bersama Ansor DKI akan mengembangkan NU. Untuk mewujudkan kerja besar itu, saya sebagai ketua NU akan menemui tokoh dan kiai Betawi untuk bersama-sama membangun NU dan kerja besar ini juga harus di dukung oleh Ansor sebagai organisasi pemuda di lingkungan NU,” ungkapnya dalam sambutan pembukaan Konferensi Wilayah Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor di Hotel Nam Center Kemayoran Jakarta, Selasa (28/12).

Menurut Wakil Gubernur DKI ini, problem dakwah (kaderisasi, Red) yang dihadapi oleh NU di Jakarta dinilainya memang sangat komplek. Salah satunya, kota metropolitan Jakarta menawarkan berbagai kebudayaan baru yang menarik, secara otomatis meminggirkan budaya tradisional ala NU. Selain itu, problem yang dirasakan NU di Jakarta adalah masalah Betawi dan Jawa, Asli dan pendatang. ”Bukan soal NU dianggap Jawa sentries atau katakanlah Jawa Timur sentries, tetapi pembedaan itu berlanjut sampai pada saat pembentukan pengurus dan pelaksanaan tugas-tugas kepengurusan,” keluhnya.

Sementara itu, warga Betawi asli atau pendatang yang menyebar di seluruh penjuru Jakarta yang tradisinya ”NU banget” tidak banyak yang mengaku sebagai warga NU. Fauzi mensitir, hal itu terkait dengan kisah-kisah politik. Ia mencontohkan, warga NU yang memilih PKS, PPP. PBR, atau partai lain tidak merasa sebagai warga NU gara-gara terdapat anggapan bahwa partainya wong NU adalah PKB saja

Untuk itu kedepan kita akan melakukan penataan secara profesional kelembagaan NU di DKI agar polarisasi itu tidak lagi menjadi persoalan yang serius untuk pembenahan NU kedepan. “Karena kalau hal ini berlanjut perjalanan NU secara organisasi menjadi tidak sehat. Kita berharap di tangan siapapun NU di pimpin harus mencerminkan sikap yang baik dan menjaga dinamika NU,” ungkap putera Betawi ini.

Dalam kesempatan itu, selaku Ketua Umum Tanfidziyah PWNU Propinsi DKI Jakarta, Fauzi Bowo ingin mendirikan ranting dan cabang kaum Nahdiyin NU di Jakarta dan Kepulauan Seribu serta membangun NU di Jakarta secara profesional, baik Sumber Daya Manusia-nya (SDM) dan anggota pengurus kaum Nahdiyin.“Dalam jangka waktu satu (1) tahun, ranting/cabang NU di Jakarta dan Kepulauan Seribu diperkirakan selesai dan anggota dan SDM-nya akan dididik secara profesional,” jelasnya.
 
Selain itu, Fauzi berharap NU dapat kembali titah dasarnya sebagai organisasi kemasyarakatan yang bertradisikan keulamaan, untuk tidak terlibat ke dalam dunia politik. “Saya harap NU kembali ke titah dasar, tanpa berpolitik,” pintanya di hadapan ratusan peserta konferwil GP Ansor yang akan dimulai hari ini dan berakhir 30 Desember 2004 mendatang.

Sementara itu di arena konferwil saat ini mengemuka dua kandidat yang sama-sama kuat di dukung oleh masing-masing peserta. Mereka adalah Zainal Abidin dari PC GP Ansor Jakarta Timur dan AA Fathur Mustofa yang di dukung oleh PC GP Ansor Jakarta Barat. Dua kandidat ini akan memperebutkan 6 suara yang terdiri dari 5 cabang dan 1 wilayah. (cih)