Warta

NU Dengarkan Aspirasi Semua Pihak Soal Nuklir

NU Online  ·  Rabu, 9 Maret 2011 | 12:21 WIB

Jakarta, NU Online
Persoalan nuklir di Indonesia masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Baik yang setuju atau yang tidak, keduanya menyampaikan aspirasi dan argumentasinya ke PBNU.

Lembaga Bahtsul Masail NU, yang selama ini bertugas untuk mengeluarkan fatwa sejauh ini belum memiliki rencana untuk melakukan pembahasan soal ini.<>

“Jika memang diperlukan, nanti kita akan melakukan pembahasan secara netral dengan mengundang semua stakeholder. Kita akan mendengarkan semuanya, para kiai pasti punya kearifan,” kata KH Arwani Faishal, wakil ketua LBMNU ketika menerima rombongan dari Jala Sutra atau Jaringan Lestari Alam Muria, yang merupakan Pihak yang menolak rencana pembangunan PLTN di Jepara, Rabu (9/3).

Ketua PBNU Imam Aziz menjelaskan, persoalan antara aman dan rasa aman memang berbeda dan pemerintah harus mampu menjaga rasa aman masyarakat.

“Meskipun sudah dikatakan nuklir aman, tetapi kalau rasa amannya tidak mau menerima, ya sudah, kita harus mendengarkan suara masyarakat,” kata Imam Aziz.

Ia juga menegaskan, PBNU belum mengambil sikap soal isu nuklir ini karena pemerintah sendiri juga belum menentukan kebijakan yang akan diambil.

Sementara itu Kiai Cholilurrahman dari LBMNU Jepara menjelaskan, keputusan pengharaman nuklir yang dihasilkan pada forum bahtsul masail akhir tahun 2007 lalu karena mafsadah atau madharatnya lebih besar dari maslahahnya. Salah satu dalil yang digunakan adalah satu ayat dalam Al-Qur’an yang menegaskan Allah menciptakan kemakmuran yang merata di dunia. Karena itu, tak boleh ada sejengkal tanah atau udara yang boleh terkena radiasi.

Iwan Kurniawan, ahli fisika nuklir yang mendampingi rombongan Jala Muria berpendapat, PLTN bukan opsi yang baik karena mahal dan berbahaya. Limbah nuklir yang sangat berbahaya sampai saat ini belum bisa diolah.

Tentang negara-negara yang selalu menjadi rujukan nuklir seperti Jepang, Korea Selatan dan Perancis, mereka semua adalah negara yang tidak memiliki energi sendiri sementara Indonesia memiliki banyak sumber energi seperti barubara, gas dan energi terbarukan.

Rombongan ini juga menyampaikan aspirasinya soal rencana pembangunan Semen Gresik di daerah Sukolilo Pati. Dalam hal ini, Ali Masdar, yang mewakili PCNU Pati menjelaskan PCNU Pati belum bersikap, baik menolak atau menerima keberadaan pabrik tersebut, tetapi meminta pemerintah melakukan kajian Amdal yang lebih mendalam karena hasil amdal yang disimpulkan Pemda dan peneliti independen berbeda.

“PCNU belum bisa menerima dan tidak menolak, tetapi mohon kepada Pemda mengkaji kembali. Harapan PCNU, karena di bawah itu sangat santer penolakan, berharap semoga amdal yang dihasilan Pemda, yang limasolihirrukyah (untuk kebaikan), bukan didasari kepentingan lainnya,” tandasnya. (mkf)