Warta

NU Bukan Untuk Kendaraan Politik

NU Online  ·  Kamis, 15 Oktober 2009 | 02:11 WIB

Kudus, NU Online
Didirikannya Nahdaltul Ulama semestinya untuk menyejahterakan masyarakat, namun dalam perkembangannya sering dijadikan sebagai kendaraan politik pengurusnya. Terbukti kader-kader NU banyak menjadi kader partai politik, sementara kader professional dan pengusaha masih sangat kurang.

Pernyataan ini disampaikan Tokoh NU Sholahudin Wahid, saat rahaH tamah dengan PCNU Kudus di kediaman Anggota DPRD Kudus Hj Novita Arini, di desa Golantepus kecamatan Mejobo. Hadir dalam acara tersebut, HM Khusnan MS beserta jajaran PCNU Kudus dan sejumlah tokoh NU di wilayah kecamatan Mejobo.<>

Lebih jauh Cucu pendiri NU ini mengharapkan NU harus berani mengambil keputusan yang jelas terkait dengan pengkaderan di tubuh Ormas terbesar di Indonesia ini.

Orientasi kader NU, katanya, seharusnya tidak hanya berorientasi pada politik saja tetapi bagaimana kaderisasi yang dilakukan harus mampu menumbuhkan kader professional di bidang masing-masing, seperti bidang ekonomi , professional dan lainnya.

“Langkah perbaikan pengkaderan pengkaderan di tubuh NU harus segera dilakukan. Meskipun hasilnya tidak bisa secara langsung akan terlihat namun 20 tahun ke depan sudah bisa dirasakan,” tandas Gus Sholah.

Upaya tersebut, tambah adik gus Dur ini, sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita organisasi mengurusi sekaligus memberdayakan masyarakat. Langkah lainnya adalah warga NU harus bisa memilih pucuk pimpinan yang benar-benar berkualitas membawa NU menjadi lebih baik.

“Warga NU harus mimilih figure pemimpin yang tepat untuk perbaikan Nahdaltul Ulama. Selain itu, pimpinan menjadi sangat penting untuk memberi contoh kepada warga NU yang lain,” harap kandidat ketua PBNU ini. (adb)