NU Australia Kaji Puasa Perspektif Agama-agama
NU Online · Rabu, 18 Agustus 2010 | 04:22 WIB
Seperti tahun-tahun yang lalu warga NU di Adelaide, Australia Selatan, mengadakan diskusi dan buka puasa bersama seminggu sekali. Sebagai pembuka, Sabtu (14/8) kemarin acara didesain lebih luas dengan mengundang komunitas agama lain untuk memberikan pengalaman ajaran puasa perspektif agama-agama.
Panitia mengundang perwakilan agama Hindu Dr. Darmawan (dosen Adelaide uni), dari agama Kristen ada Bapak Budi (Permanent Resident) dan Bernard (M.Ed student at Flinders uni) dan Islam oleh HM. Adib Abdushomad (Ph.D Candidate Public Policy and Management at Flinders uni).<>
Diskusi dimulai dari perspektif Islam. Adib Abdushomad menjelaskan kedudukan puasa Ramadhan yang menjadi salah satu pilar penting dalam Islam, yakni sebagai salah rukun Islam.
Diwajibkannya puasa Ramadhan ini terekam di dalam surat al-Baqarah ayat 183 dimana dalam ayat tersebut disebutkan bahwa, “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.
Ada kata-kata min qablikum yang berarti persoalan puasa ini telah dijalankan oleh umat sebelumnya. Hanya saja mekanisme tata cara dan target atau capaian yang dihasilkan mungkin akan berbeda dengan umat atau agama yang lain. Puasa dalam pengertian fiqh, kata Adib yang merupakan katib Syuri’ah PCINU ANZ ini berarti menahan makan dan minum serta perbuatan-perbuatan lain yang bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
“Perbuatan’ yang dimaksud di sini tidak saja yang bersifat fisik, namun juga perbuatan yang dilakukan oleh hati atau batin manusia. Di sinilah mengapa puasa atau dalam bahasa arab shaum berarti imsak, yakni menahan diri.
Capaian puasa Ramadhan adalah terbentuknya pribadi yang taqwa. Salah satu indicator orang yang taqwa sebagaimana disebut dalam surat al-hadid ayat 4 adalah, “Merasakan kehadiran Allah dimanapun kita berada”.
“Jadi kita harus merasa terus diawasi oleh Allah SWT. Disinilah mengapa Allah SWT berfirman, ‘Berpuasalah untuk-Ku dan Sayalah yang akan memberikan pahala,’.” Demikian paparan Adib.
Menurutnya, untuk menjadi sosok muttaqqien, tidak bisa taken for granted sehabis puasa langsung ditetapkan menjadi orang taqwa, namun harus melalui upaya yang pro-aktif untuk memaknai puasa ini dengan banyak bertafakkur, ibadah sunnah dan wajib serta bermuhassabah evaluasi diri untuk memperbaiki perbuatan-perbuatan yang kurang baik di mata Allah SWT.
Pak Budi yang mewakili dari Katolik mengatakan bahwa tradisi puasa di agamanya tidak ada istilah untuk diwajibkan sebagaimana ajaran Islam. Puasa yang dilakukan memiliki makna pengorbanan atas apa yang telah dilakukan oleh Yesus yang telah menebus dosa-dosa para manusia.
Tata cara yang dilakukan juga tidak kaku yakni tidak boleh makan dan minum sama sekali. Kita masih belum makan sekali kenyang, dan dianjurkan untuk tidak makan apa-apa yang kita disukai dan dijadikannya sebagai pantangan, seperti misalanya bagi yang suka merokok pada saat menjalankan puasa ini maka tidak boleh merokok.
Puasa seperti ini dilakukan kurang lebih selama 40 hari yang diakhiri dengan paskah atau idul fitri dalam Islam. Menurut Bernard, mahasiswa master of education, bahwa makan ‘sekali kenyang’ dimaksudkan, agar porsi yang selanjutnya atau sisanya bisa dimanfaatkan atau diberikan kepada yang lain yang lebih membutuhkan.
Dari sini ada titik kemiripan yakni dimensi puasa yang menekankan adanya solidaritas sosial antar sesama. Menurut pria asal NTT ini, orisinalitas puasa orang Katolik masih bisa ditemui di daerahnya dimana orang-orang didesanya bahkan ada yang tidak mendengarkan musik selama puasa atau mengeraskan suara sebagai pertanda ikut merasakan pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus.
Sayang sampai berakhirnya diskusi DR Darmawan tidak bisa hadir dikarenakan, sehingga puasa perspektif Hindu tidak bisa digali dan dikaji bersama. Acara ini ditutup dengan do’a dan berbuka puasa bersama dengan dilanjutkan shalat berjama’ah. (sam)
Terpopuler
1
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
2
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
3
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
4
Negara G7 Dukung Israel, Dubes Iran Tegaskan Hindari Perluasan Wilayah Konflik
5
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
6
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
Terkini
Lihat Semua