Warta

NU Akan Idul Fitri Hari Ahad atas Dasar Istikmal

NU Online  ·  Rabu, 10 November 2004 | 10:15 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Lajnah Falakiyah KH Ghazalie Masroeri mengungkapan kemungkinan besar hari raya  Idul Fitri akan jatuh pada Hari Ahad. Ini dikarenakan berdasarkan perhitungan hisab posisi hilal masih rendah sehingga tidak mungkin bulan bisa dilihat. Atas dasar itulah maka puasa diistikmalkan atau disempurnakan menjadi 30 hari.

“Menurut perhitungan hisab penyerasian Lajnah Falakiyah PBNU posisi hilal pada Jum'at sore 12 November 2004 ketika matahari terbenam di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk. Posisi hilal di Jakarta berada pada ketinggian -3'18'. Jika memenuhi kriteria imkanurrukyat (visibilitas melihat bulan sabit) yaitu minimal ketinggian hilal berada pada 2° dalam umur 8 jam, maka almanak PBNU menyatakan bahwa hari raya Idul Fitri jatuh pada Ahad 12 November 2004,” ungkapnya.

<>

Meskipun demikian sistem rukyatul hilal bilfi'li (observasi bulan sabit di lapangan) tetap diberlakukan dan melaksanakan rukyatul hilal itu sendiri bernilai ibadah. Rukyah ini akan dilaksanakan di berbagai tempat strategis seperti yang dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya.

Jika dalam rukyat tersebut ada yang bisa melihat bulan, hal dianggap sebagai satu kesalahan melihat karena posisi hilal masih dibawah ufuk sehingga tidak diakui hasilnya. NU menggunakan sistem rukyat yang merupakan kompilasi dari berbagai sistem yang ada dan sekaligus dipandu dengan ilmu hisab sehingga hasil yang diperoleh akurat.

Ditanya tentang adanya kalangan yang berhari-raya sesuai dengan Arab Saudi, pengasuh Ponpes Assuniyah Purwakarta ini mengatakan bahwa pada zaman Rasulullah juga pernah terjadi perbedaan hari raya antara di Madinah dan Syiria, padahal kedua lokasi tersebut relatif dekat.

Selain itu, muktamar PBNU memutuskan bahwa yang dijadikan pedoman adalah wilayah seluruh nusantara. Jika dalam salah satu lokasi tersebut berhasil dilihat rukyat, seluruh Indonesia bisa mengikutinya.

Dengan keputusan tersebut, kemungkinan besar hari raya di seluruh Indonesia akan seragam. Muhammadiyah berdasarkan perhitungan hisab yang merupakan metode yang dipakai untuk menentukan hari raya Idul Fitri telah memutuskan bahwa hari raya akan jatuh pada hari Minggu 14 November 2004.(mkf)